Results (
English) 1:
[Copy]Copied!
After repeated falls in wake of pioneering Pecel Lele Lela, finally began to drink the honey sweetness of Rangga selling culinary. His efforts steepened, particularly after many people interested in becoming franchisees Pecel Lele Lela.The problem for the sake of the problems that befell his business one by one, he successfully passed. In addition to never give up every time meet problems, he also does not want to focus on the problems he faced. He prefers looking for opportunities to open a way out. Rather than run away from the problem. This way, thus making it continue to think optimistically and spirit of searching for the best solution.Thanks to the catfish FRY flour mainstay, restaurannya getting crowded visitors. Catfish lovers from different areas come to restaurannya in Pondok Kelapa to enjoy it. He felt glad to see positive changes, especially when recalling the first months of quiet buyer. This makes it the more excited to invite cooperation with more people again.So, finally he could immediately move away from first place to eat that he leases for Rp 2 million per month. Catfish menu provided any corroboration of the immeasurable, among other catfish Fried Catfish fillets, crispy flour, and catfish sauce padang. So here's what the menu three mainstay, even so the buyer's favorite to this day.Namun, di balik kesuksesannya, cobaan kembali menimpa. Salah satu kokinyaberhenti bekerja. Belakangan, aku tahu ternyata ia membuka usaha sejenis sepertinya. Apakah dia marah? Tidak. Dia justru kecewa mengapa ia tak memberitahunya sejak awal. Kalau saja tahu, dia pasti akan mendukungnya. Tak bisa kita berharap orang akan seterusnya loyal bekerja pada kita. Dia senang, kok, melihat orang lain maju.Dia juga senang bila usahanya bisa menginspirasi dan bermanfaat bagi orang lain. Baginya, rezeki sudah ada yang mengatur. Bahkan ketika saat ini banyak orang berbisnis kuliner lele sepertinya, dia tak menganggap mereka sebagai ancaman. Ini justru memotivasinya untuk terus berusaha lebih baik. Namun, tak urung dia kelimpungan dengan mundurnya sang koki. Apalagi, saat itu restaurannya mulai ramai. Berkat kerja keras para karyawan, restaurannya tetap bisa berjalan seperti biasa. Suatu hari, dalam perjalanan pulang ke rumah orangtuanya di Bandung, dia mampir ke sebuah restoran cepat saji asal Amerika. Di situlah dia bertemu Bambang, teman lamanya saat SMA. Dulu, mereka sering main basket bareng. Rupanya, Bambang bekerja di restoran itu sebagai manajer.Dia lalu bercerita, dia sudah punya rumah makan dan mempersilakannya untuk mampir bila ada waktu. Tak disangka, beberapa minggu kemudian ia datang berkunjung ke rumah makannya yang sebetulnya lokasinya sangat jauh dari tempat kerjanya.Dari situlah mereka banyak mengobrol soal bisnis restauran. Dia juga curhat soal kebingungannya ketika ditinggal koki. Bambang lalu banyak memberi masukan, bagaimana mengelola sebuah reatauran. Tertarik dengan saran-sarannya, akhirnya dia menjadikannya sebagai konsultan, meski kecil-kecilan.Sebagai honornya, dia mengganti uang bensinnya. Ia membantunya membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) menjalankan restauran. Dengan cara seperti ini, dia tak lagi kelimpungan bila ditinggal koki. Bambang juga melatih para karyawan sehingga mereka bekerja lebih profesional, sesuai SOP.Peran Bambang memang cukup besar. Rupanya, ia menaruh perhatian pada restaurannya ini, sehingga akhirnya ia berhenti bekerja dari tempatnya bekerja dan pindah kerja padanya. Bahkan, temannya banyak yang mengikuti jejaknya. Kini, Bambang jadi General Manager untuk Pecel Lele Lela.Dengan adanya SOP ini, usahanya jadi makin berkembang. Dia bisa membuka cabang lagi. Istrinya juga ikut membantu usahanya. Bahkan, atas permintaan banyak orang, sejak 2009 Pecel Lele Lela mulai dia waralabakan. Sebenarnya, dia tak punya rencana untuk mewaralabakannya. Namun, para peminat justru mendukungnya untuk melakukannya.Banyaknya permintaan bisnis waralaba, membuatnya akhirnya tak bisa menolak untuk mewaralabakan Pecel Lele Lela. Hitung-hitung lebih memperk
Being translated, please wait..
