YIPC Menerima Kunjungan dari AYIEPS

YIPC Menerima Kunjungan dari AYIEP
Sejumlah pemuda dari ASEAN mengunjungi Young Iterfaith Peacemaker Community Indonesia pada 18/08 lalu. Para pemuda ASEAN tersebut sedang mengikuti Asean Youth Initiative Empowerment Program (AYIEP) yang diselenggarakan oleh Asian Studies Center Fisipol UGM. Para peserta datang dari Kamboja, Vietnam, Myanmar, Malaysia, Singapura, Filipina, India, dan Indonesia. Program ini berlangsung pada tanggal 14-20 Agustus lalu.
Nitia, panitia acara, mengatakan tujuan dari program ini ingin membuat platform pemuda di ASEAN dengan isu yang sedang berkembang. Ada tiga isu yang menjadi fokus kajian dalam program ini yakni tentang perempuan dan anak-anak, disabilitas, keberagaman agama dan etnic. Untuk mengenal isu-isu tersebut, peserta diajak untuk mengunjungi NGO-NGO di Yogyakarta diantaranya Interfidei, GUSDURian, Kampung Halaman, YIPC, dan lainnya.
“Setelah mereka mengunjungi NGO-NGO tersebut, harapannya mereka mempunyai gambaran apa yang akan dilakukan setelah acara ini selesai,” jelas Nitia kepada Peacenews.
Para peserta AYIEP belajar mengelola keberagaman agama melalui YIPC. Beberapa pertanyaan terlontar kepada YIPC. “Bagaimana teknis pelaksanaan Scriptural Reasoning (SR)?” tanya salah satu peserta.
Scriptural Reasoning adalah aktivitas membaca dua teks kitab suci yang berbeda (Alquran dan Aklitab). Dengan mengambil tema yang sama dari dua kitab suci tersebut, peserta SR dapat melakukan observasi, mencari nilai-nilai tentang Allah, manusia/nabi/malikat (ciptaanya), mencari nilai-nilai perdamaian dari ayat-ayat yang dibaca, dan melakukan langkah kongkrit. (Ela)

Results (English) 1:

YIPC Receives visits from AYIEPA number of youth from ASEAN visited the Young Peacemaker Community Iterfaith Indonesia on 18/08. The ASEAN youths was following Asean Youth Empowerment Initiative Program (AYIEP) organized by the Asian Studies Center, Fisipol University. The participants come from Viet Nam, Cambodia, Myanmar, Malaysia, Singapore, the Philippines, India, and Indonesia. This program takes place on 14-8 last August. Nitia, organizers, said the aim of the program wanted to create a platform of youth in ASEAN with emerging issues. There are three issues became the focus of the study in this program, i.e. on women and children, disability, religious diversity and etnic. To get to know the issues, participants are invited to visit the NGO-NGO in Yogyakarta include Interfidei, GUSDURian, Hometown, YIPC, and others. "After they visit the NGO-NGO, hope they have an image of what will be done after the event is finished," explained Nitia to Peacenews. The participants learn to manage religious diversity AYIEP through YIPC. A couple of questions cast to YIPC. "How the technical implementation of Scriptural Reasoning (SR)?" asked one participant. Scriptural Reasoning is the activity read two different Scripture texts (the Qur'an and Aklitab). By taking the same theme of the Scriptures, two participants of the SR can perform observation, find the values of God, human/Prophet/malikat (ciptaanya), find the values of peace of the verses are read, and do more concrete steps. (Ela)