12. Seputar Rumah Produksi Kopi Luw

12. Seputar Rumah Produksi Kopi Luwak Cikole

• Kopi luwak yang diproduksi ini tidak dijual di pasaran luas, melainkan hanya dijual di KLC saja karena KLC sangat menjaga kualitas dan keaslian produknya, selain itu karena ingin mengangkat Desa Cikole ini menjadi salah satu primadona wisata bagi wisatawan yang datang ke Bandung.
• Komunitas penyayang binatang dari Australia pernah mengatakan jangan membeli kopi luwak Indonesia karena musang-musangnya mengalami penyiksaan. Mereka mengambil sample dari Filipina, Kalimantan, dan Sumatra. Penyiksaan disini maksudnya ialah musang secara paksa diberi makan biji kopi setiap hari agar menghasilkan kopi dalam jumlah banyak padahal kopi bukanlah makanan utama dari musang. Tidak semua produsen kopi luwak seperti itu, contohnya KLC ini masih mengistimewakan musang karena makanan utama dari musang ialah buah-buahan sedangkan biji kopi hanya diberikan sebagai cemilan dua kali seminggu.
• Biji kopi arabika sendiri diperoleh dari kebun milik sendiri yang bekerja sama dengan Perhutani, terletak di Lembang dan memiliki luas 80 H. Kopi di kebun ini bisa dipanen setiap bulannya.

Results (English) 1:

12. Regarding Cikole Kopi Luwak production house• Civet coffee produced is not sold widely in the market, but only sold at the KLC as KLC highly maintaining the quality and authenticity of its products, in addition to lifting this Cikole Village became one of the tour favorites for tourists who come to Bandung.• Community animal lover from Australia has said do not buy because of Indonesia kopi luwak weasel-musangnya suffered torture. They took a sample from the Philippines, Borneo, and Sumatra. Torture here intent is forcibly fed Civet coffee beans every day in order to produce coffee in large quantities whereas coffee is not a major food of the weasel. Not all manufacturers of Civet coffee like that, for example, KLC is still a respecter of food because Civet Civet coffee beans while the fruit is given only as a snack twice a week.• Coffee bean Arabica itself obtained from the own garden which is working with the Forestry Department, located in Lembang and 80 h. coffee in the garden can be harvested every month.