Results (
English) 1:
[Copy]Copied!
ResultMenopause alami terjadi secara bertahap, biasanya antara usia 45 tahun dan 55 tahun. Berdasarkan penelitian Morris et al.,jumlah wanita yang dilaporkan mengalami menopause terbanyak saat berusia 50 tahun. Onset menopause bervariasi pada tiap ras dan etnis dan dipengaruhi oleh demografi dan faktor gaya hidup, serta status sosioekonomi. Wanita dengan menopause prematur meningkatkan risiko densitas tulang rendah, onset osteoporosis dan fraktur lebih awal. Menopause prematur atau menopause dini merupakan awal dari disfungsi jaringan atau organ dan lesi melalui mekanisme hormonal. Menopause dini (≤46 tahun) secara signifikan memiliki risiko lebih tinggi terhadap osteoporosis. Kehilangan tulang pada wanita dimulai sebelum menopause dan meningkat sesuai penambahan usia.17 Penelitian yang dilakukan oleh Borer menyatakan bahwa rata-rata kehilangan tulang terjadi sebesar 1-1,5% sepanjang pascamenopause, sedangkan penelitian lain mengatakan penurunan massa tulang ≥2% per tahun selama 6-10 tahun pertama setelah menopause dan kembali pada tingkat rendah sekitar 1-2% per tahun setelah 10 tahun setelah menopause. Lebih banyak Wanita yang mengalami osteoporosis karena sejalan dengan pengaruh hormon estrogen yang mulai menurun kadarnya dalam tubuh sejak usia 35 tahun. Pada wanita postmenopause kerapuhan tulang terjadi lebih cepat dibandingkan dengan pembentukkan tulang. Age is one factor that could speed up the munculnyaosteoporosis. Growing age, the greater the risk of having osteoporosis because bones become reduced in strength and its density. The elderly also happen to decrease the levels of 1,25 (OH) 2D inputs caused by lack of vitamin D in the diet, vitamin D absorption disorders, and decreased vitamin D in the skinRelationship With Family History Of Bone DensityBased on the results of this research show that there are no a meaningful relationship between family history of bone density. It can be seen that the subject that there is a history of osteoporosis in her family as 6 people (17.1 percent), whereas there was no osteoporosis in family history as many as 29 people (82.9 percent) so it can be inferred that the subject does not have a family history of potentiallyto have normal bone density. A person including high risk when their parents also suffer from osteoporosis. Genetic factors is especially influential on the size and density of thebone. Based on the results of interviews and observations, there are 6 subjects had a family member with a history of osteoporosis that is the subject of the humpback mother, feel the sciatic-rheumatic pain in the legs when walking.The Relationship Of Physical Activity And Bone DensityPada penelitian ini ditunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara faktor aktifitas fisik dengan kejadian osteoporosis pada wanita postmenopause. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Recker dkk (2000) yang membuktikan bahwa aktifitas fisik berhubungan dengan penambahan kepadatan tulang spinal. Hal ini dikarenakan pengukuran aktifitas fisik ditanyakan 3 bulan ke belakang sedangkan pembentukkan massa tulang membutuhkan waktu yang relatif lama, sehingga tidak dapat mengukur aktifitas fisik yang dilakukan pada saat masih muda. Usia yang semakin menua akan mengakibatkan perubahan pola hidup, yaitu berkurangnya aktifitas fisik sehari-hari. Oleh karena itu, olah raga merupakan kegiatan yang sangat penting dalam mencegah osteoporosis. Jalan kaki secara teratur kira – kira 4,5 km/jam selama 50 menit, 5 kali dalam seminggu dapat mempertahankan kekuatan tulang. Selain itu latihan beban dan senam juga dapat dilakukan pada penderita osteoporosis.
Being translated, please wait..
