Al-Farisi, sebuah tempat Kursus bahasa arab yang terletak di jalan Sakura, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. Tempatnya lumayan besar untuk sebuah Tempat Kursus karena didalamnya ada 4 buah kamar dengan ukuran 3x3 serta ruang tengah yang biasa dipakai penghuninya untuk sholat berjama’ah, mudzakarah dan menonton televisi. Bangunan asrama utama Al-Farisi sendiri terletak diantara rumah-rumah warga. Dan asrama ini pun juga merupakan rumah warga yang disewa oleh pihak Al-Farisi. Selain asrama, Al-Farisi juga mempunyai ruangan untuk kegiatan belajar mengajar yang biasa kami sebut Markaz. Tempat ini terletak di belakang bangunan Asrama. Markaz adalah sebuah tempat berupa bangunan beratap genteng yang hanya berdinding semen pada ketiga sisinya dan berlantai semen yang dilapisi oleh tikar.
Al-Farisi dipimpin oleh seorang Ustadz muda asal Jawa tengah. Nama beliau Ustadz Salman Faroh. Beliau lah yang merintis Al-farisi dari awal, dan setelah beliau menikah, barulah beliau mengurus Al-farisi bersama-sama dengan istri beliau. Rumah beliau terletak disamping bangunan asrama. Selain ditinggali, rumah tersebut juga sekaligus menjadi kantor dari Al-Farisi.
Salah satu hal yang membuat saya betah ketika di Pare adalah karena murahnya biaya hidup, disana dengan uang 5 ribu rupiah kita sudah bisa menikmati nasi hangat berikut pecel lele, bandingkan dengan di Banjarmasin yang harga satu porsi pecel lelenya mencapai 15 ribu. Menurut kabar yang saya dapat, murahnya biaya hidup disana dikarenakan semua hasil bumi disana merupakan hasil bumi dari Pare sendiri sehingga biaya transportasi barang tidak begitu mahal. Selain makanannya yang murah, biaya laundry disana juga sangat murah, bayangkan saja dengan uang 5 ribu rupiah anda sudah bisa mencuci 10 baju yang tentunya sudah termasuk dengan pengharum. Aku rindu Pare, semoga bisa kesana lagi dilain waktu.