Aku melihat Katelyn terlihat sangat shock, dia juga memegangi dadanya  translation - Aku melihat Katelyn terlihat sangat shock, dia juga memegangi dadanya  English how to say

Aku melihat Katelyn terlihat sangat

Aku melihat Katelyn terlihat sangat shock, dia juga memegangi dadanya entah karena apa. Katelyn kenapa ya? Aku khawatir dia punya penyakit jantung atau Asma. Masalahnya, aku tidak punya inhaler. Okey, cukup Cam.

Dan, oh! Pandangannya terlihat seperti pandangan terluka... Apa mungkin, ia menyukai Nash?? Tidak boleh! Maksudku, aku tidak akan membiarkan Katelyn menyukai Nash. Nash kan, sudah berpacaran dengan Nadine tadi. Bagaimana aku tahu?

Karena saat sebelum berangkat, ia memberitahuku bahwa ia akan menembak seorang cewek yang disukainya beberapa hari ini, namun ia tidak memberitahu siapa cewek itu. Nah, aku baru saja melihat Nash dan Nadine sedang berciuman mesra, dan itu berarti, mereka sudah berpacaran! Eh, tidak tahu deh. Bukan berarti jika mereka berciuman, mereka berpacaran. Jujur saja, aku tidak menyukai Nadine. Sangat tidak menyukai Nadine. She is psycho.

Waktu SMP, aku satu sekolah dengannya, jadi aku tahu betul bagaimana sifat Nadine dibalik senyumnya itu. Dulu, aku sering sekali di bully Nadine karena dulu aku adalah seorang Nerdie dengan rambut culun. Oke, kalian boleh katakan aku adalah pengecut karena takut dengan seorang perempuan cemen sepertinya. Tapi, jika kalian berhadapan dengannya mungkin kalian juga akan takut. Nadine sangatlah kejam, tidak punya hati, dan selalu mengambil kebahagiaan orang lain.

Mungkin ini sedikit mengerikan, namun akan kuceritakan. Nadine pernah membunuh saingannya di sekolah karena Barbara --saingannya-- sangatlah cantik melebihi dirinya. Itulah yang membuat Nadine menjadi iri dengan kecantikan Barbara dan memutuskan untuk melenyapkan gadis itu dari sekolah dengan cara membunuhnya. Beberapa orang sudah melaporkan perbuatan kejam Nadine. Namun, Nadine sangatlah kaya. Dia menyogok para polisi agar tutup mulut tentang kasus pembunuhannya itu dengan jumlah yang cukup banyak. Dan akhirnya, para polisi itu pun merahasiakan kasus ini dengan rapi sampai tidak boleh ada orang yang tahu. Tapi, aku sudah tahu kasus itu karena pamanku adalah seorang Polisi.

Paman bercerita bahwa ia menolak uang sogokan dari Nadine psycho itu dan hendak membocorkan kasus itu pada publik, tapi paman tidak cukup bukti. Maka dari itu, aku pun mulai membantu paman mengumpulkan bukti kasus pembunuhan Nadine. Sampai sekarang pun, aku masih mencari bukti yang ada.

"C-cam, bisakah kita pulang sekarang?" pinta Katelyn, suaranya terdengar bergetar. Hm, ada yang aneh dengannya.

"Um... Eh? Memang kenapa?"

Katelyn menggeleng pelan berusaha menyembunyikan sesuatu. "T-tidak apa, aku... Mengantuk. Kurasa aku butuh tidur."

"Oh... Okay, ayo." Aku pun beranjak dari kursi, sebelum itu aku meminta bill terlebih dahulu dan menyusul Katelyn yang sudah lebih dulu keluar food court.

Selama perjalanan menuju ke atas, Katelyn hanya memandang kosong ke depan. Dia seperti sedang... Memikirkan sesuatu? Ya, semacam itu api aku tidak tahu dia sedang memikirkan apa. Mungkin... Dia memikirkan Nash yang sedang berciuman dengan Nadine tadi. Mungkin saja.

Sesampainya kami di depan kamar masing-masing, kami segera masuk ke dalam kamar. Sebelum masuk, Katelyn berteriak. "Terima kasih telah menemaniku, Cam!" teriaknya sambil tersenyum manis. Sial, dia sangat cantik jika tersenyum. Tunggu, kenapa aku merasa gugup??

"Y-you too!"

***

Paginya, aku sedang bermalas-malasan di sofa sambil memakan froot loops. Aku merasa sangat bosan hanya berada di kamar saja, tidak melakukan apa-apa. Kulihat, Nash terlihat sedang senyum-senyum sendiri seperti orang gila. Hey, dia kenapa?

"Cam! Aku ingin pergi dulu, ya?"

Aku langsung berdiri karena kaget. "Hah? Apa? Kau mau pergi? Kemana? Dengan siapa?" tanyaku bertubi-tubi.

Nash memutar bola matanya. "Yap, aku akan pergi ke mall menemani Nadine belanja baju yang diinginkannya. Kau ingin menitip sesuatu?"

"Ya, boleh. Pizza or... Nandos mungkin?" Oke, itu terdengar seperti pertanyaan.

"Baiklah, akan kubawakan Nandos untukmu. Aku akan pulang sebelum jam makan siang."

"Hell! Yang benar saja, mall kan buka jam sebelas, mana mungkin kau pulang sebelum jam makan siang?"

"Oh iya, kau benar. Maksudku, aku akan pulang sebelum jam makan malam, oke?" kata Nash.

"Hm, terserahmu saja, yang penting aku hanya ingin Nandos, bukan kau."

Ia mengerucutkan bibirnya. "Ya sudah, aku tidak akan membawakan Nandos untukmu!"

"Tak masalah, aku punya tangan dan kaki jadi aku bisa beli sendiri," ledekku sambil menjulurkan lidah. "Btw, ada apa denganmu dan Nadine?"

"Kami...."

Aku menunggu jawaban dari Nash dengan sabar karena aku cukup penasaran dengan jawabannya. Bisa saja mereka... Berpacaran?

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Ayolah, Nash lama sekali menjawabnya!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Kami berpacaran."

Tuh kan, benar.

***

Author POV

Katelyn mengetuk-ngetukkan pensilnya di meja. Sedari tadi, ia memikirkan objek apa yang akan digambarnya saat ini. Katelyn memang cukup mahir menggambar, tapi ia jarang melakukannya. Mungkin hanya disaat weekend seperti sekarang.

Tiba-tiba, tebersit di pikirannya untuk menggambar Nash.

"Gambar Nash? Mungkin saja..." gumam Katelyn.

Dengan ragu, ia mulai membuat sketsa wajah Nash. Berkali-kali ia menghapus bagian yang menurutnya terlalu tebal atau hal yang lainnya agar gambarnya menjadi bagus. Setelah beberapa menit menggambar wajah Nash, Katelyn pun memandang gambar itu lekat-lekat. Sisi bibir Katelyn pun terangkat tanda bahwa ia puas dengan hasil gambarnya. Ternyata bagus.

Ia pun memutuskan untuk memberi pigura pada foto itu. Menurutnya, gambar yang satu ini patut di pajang dan menjadi sesuatu yang spesial baginya. Namun, aktifitasnya terhenti ketika ia mengingat Nadine, cewek yang dinner dengan Nash semalam. Seketika, moodnya langsung hilang. Mengingat Nash dan Nadine berciuman mesra membuatnya terluka. Ya, Katelyn memang menyukai Nash semenjak Nash mengantarnya ke supermarket.

Katelyn pun meletakkan gambar itu kembali ke mejanya, dan terduduk dengan lesu. Untuk mengilangkan rasa bosan, ia memutuskan untuk bermain Hay Day. Pun ia mengambil iPhone nya dan mulai memainkan Hay Day.

"Kalau Cameron main Hay Day, itu berarti Nash juga? Entahlah," gumam Katelyn. Ia mencoba melupakan nama Nash sejenak dan fokus pada permainan di hadapannya
0/5000
From: -
To: -
Results (English) 1: [Copy]
Copied!
I see Katelyn looks very shock, she is also clutching his chest by any chance. Katelyn why Yes? I'm afraid he's had heart disease or asthma. The thing is, I don't have any inhalers. Okey, enough Cam.And, oh! His view look like the view of the hurt ... What is possible, he likes the Nash?? Shouldn't be! I mean, I'm not going to let Katelyn love Nash. Nash kan, already dating with Nadine. How do I know?Because the time before setting out, he informed me that he will shoot a girl who preferred some today, but he does not tell who that chick. Well, I just saw Nash and Nadine are kissing cordial, and that means, they're dating! Uh, don't know deh. It does not mean if they Kiss, they were dating. To be honest, I don't like Nadine. Not very fond of Nadine. She is psycho.Time junior high school, I was one of the school with him, so I know very well how the nature of his smile behind that Nadine. First, I'm often in bully Nadine because I was a geeky Nerdie with hair. Okay, you can say I was cowardly because a woman afraid of cemen looks like. But, if you guys are dealing with it may also be afraid of you. Nadine is extremely cruel, don't have a heart, and always take the happiness of others.This might be a little gruesome, but it will be kuceritakan. Nadine never killed his rival at school because his rival--Barbara--is absolutely gorgeous to exceed himself. That's what makes Nadine became jealous of beauty with Barbara and decided to destroy the girl from school by way of killing him. Some people have already reported the cruel deeds of Nadine. However, Nadine is very rich. He bribed the police to shut up about the case of killing it with a sufficient amount of lots. And finally, the police were secretive about this case neatly until there can be no one knows. But, I already knew the case was because my uncle was a policeman.The uncle told me that he refuses money from bribes that psycho and Nadine was about to divulge the case was made public, but the uncle is not enough evidence. Thus, I began helping collect evidence Uncle murder case Nadine. Until now, however, I'm still looking for the evidence."C-cam, can we go home now?" his voice sounded, Katelyn pinta vibrate. HM, there are strange to him."Um ... EH? Indeed why? "Katelyn shook his head quietly trying to hide something. "T-not anything, I. .. Sleepy. I guess I need some sleep. ""Oh ... Okay, let's go. " I depart from the Chair, before that I asked for the bill in advance and following Katelyn already earlier out food court.During the journey to the top, Katelyn blank look forward. He's like he was ... Think of something? Yes, that kind of fire I did not know he was thinking what. Maybe ... He thought Nash was being kissed by Nadine. It may just be.Upon arrival we were in front of each room, we immediately enter into the room. Before entering, Katelyn shouted. "Thank you for keep me company, Cam!" teriaknya smile sweet. Shit, she's very pretty if smiles. Wait, why did I feel nervous?"Y-you too!" ***In the morning, I was lounging on a sofa while eating froot loops. I feel so tired of just being in the room, not doing anything. I've seen, Nash looks are smile-a smile myself like crazy. Hey, he's why?"Cam! I want to go first, huh? "I instantly stood up because of the shock. "Hah? What is it? Do you want to go? Where do? With whom? "I said, insistent.Nash rolled his eyes. "Yep, I'd go to the mall accompanied Nadine clothes shopping she wanted. Do you want to deposit something? ""Yes, could be. Pizza or ... Nandos possible? " Okay, that sounds like a question."Well, will kubawakan Nandos for you. I'll be home before the lunch hour. ""Hell! True enough, the mall's open hours, eleven, where maybe you go home before lunch? ""Oh yes, you're right. I mean, I'll be home before the dinner hour, okay? "said Nash."Hm, terserahmu course, which is important I just want Nandos, not you."Ia mengerucutkan bibirnya. "Ya sudah, aku tidak akan membawakan Nandos untukmu!""Tak masalah, aku punya tangan dan kaki jadi aku bisa beli sendiri," ledekku sambil menjulurkan lidah. "Btw, ada apa denganmu dan Nadine?" "Kami...."Aku menunggu jawaban dari Nash dengan sabar karena aku cukup penasaran dengan jawabannya. Bisa saja mereka... Berpacaran?...........................Ayolah, Nash lama sekali menjawabnya!................"Kami berpacaran."Tuh kan, benar.***Author POVKatelyn mengetuk-ngetukkan pensilnya di meja. Sedari tadi, ia memikirkan objek apa yang akan digambarnya saat ini. Katelyn memang cukup mahir menggambar, tapi ia jarang melakukannya. Mungkin hanya disaat weekend seperti sekarang.Tiba-tiba, tebersit di pikirannya untuk menggambar Nash."Gambar Nash? Mungkin saja..." gumam Katelyn.Dengan ragu, ia mulai membuat sketsa wajah Nash. Berkali-kali ia menghapus bagian yang menurutnya terlalu tebal atau hal yang lainnya agar gambarnya menjadi bagus. Setelah beberapa menit menggambar wajah Nash, Katelyn pun memandang gambar itu lekat-lekat. Sisi bibir Katelyn pun terangkat tanda bahwa ia puas dengan hasil gambarnya. Ternyata bagus.Ia pun memutuskan untuk memberi pigura pada foto itu. Menurutnya, gambar yang satu ini patut di pajang dan menjadi sesuatu yang spesial baginya. Namun, aktifitasnya terhenti ketika ia mengingat Nadine, cewek yang dinner dengan Nash semalam. Seketika, moodnya langsung hilang. Mengingat Nash dan Nadine berciuman mesra membuatnya terluka. Ya, Katelyn memang menyukai Nash semenjak Nash mengantarnya ke supermarket.Katelyn pun meletakkan gambar itu kembali ke mejanya, dan terduduk dengan lesu. Untuk mengilangkan rasa bosan, ia memutuskan untuk bermain Hay Day. Pun ia mengambil iPhone nya dan mulai memainkan Hay Day."Kalau Cameron main Hay Day, itu berarti Nash juga? Entahlah," gumam Katelyn. Ia mencoba melupakan nama Nash sejenak dan fokus pada permainan di hadapannya
Being translated, please wait..
 
Other languages
The translation tool support: Afrikaans, Albanian, Amharic, Arabic, Armenian, Azerbaijani, Basque, Belarusian, Bengali, Bosnian, Bulgarian, Catalan, Cebuano, Chichewa, Chinese, Chinese Traditional, Corsican, Croatian, Czech, Danish, Detect language, Dutch, English, Esperanto, Estonian, Filipino, Finnish, French, Frisian, Galician, Georgian, German, Greek, Gujarati, Haitian Creole, Hausa, Hawaiian, Hebrew, Hindi, Hmong, Hungarian, Icelandic, Igbo, Indonesian, Irish, Italian, Japanese, Javanese, Kannada, Kazakh, Khmer, Kinyarwanda, Klingon, Korean, Kurdish (Kurmanji), Kyrgyz, Lao, Latin, Latvian, Lithuanian, Luxembourgish, Macedonian, Malagasy, Malay, Malayalam, Maltese, Maori, Marathi, Mongolian, Myanmar (Burmese), Nepali, Norwegian, Odia (Oriya), Pashto, Persian, Polish, Portuguese, Punjabi, Romanian, Russian, Samoan, Scots Gaelic, Serbian, Sesotho, Shona, Sindhi, Sinhala, Slovak, Slovenian, Somali, Spanish, Sundanese, Swahili, Swedish, Tajik, Tamil, Tatar, Telugu, Thai, Turkish, Turkmen, Ukrainian, Urdu, Uyghur, Uzbek, Vietnamese, Welsh, Xhosa, Yiddish, Yoruba, Zulu, Language translation.

Copyright ©2024 I Love Translation. All reserved.

E-mail: