A. Latar BelakangPendidikan adalah upaya manusia untuk “memanusiakan manusia”. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibandingkan dengan makhluk lain ciptaan-Nya disebabkan memiliki kemampuan berbahasa dan akal pikiran/rasio, sehingga manusia mampu mengembangkan dirinya sebagai manusia yang berbudaya. Kemampuan mengembangkan diri dilakukan melalui interaksi dengan lingkungannya, baik lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkunagn sosial. Interaksi dengan lingkunagn sosial menempatkan peranan, posisi, tugas, dan tanggungjawabnya sebagai makhluk sosial. Pendidikan sebagai upaya memanusiakan manusia pada dasarnya adalah upaya mengembangkan kemampuan/potensi individu sehingga bisa hidup optial baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat serta mamiliki nilai-nilai moral dan sosial sebagai pedoman hidupnya. Pendidikan juga dipandang sebagai usaha sadar yang bertujuan, dan usaha mendewasakan anak. Kedewasaan sebagai asumsi dasar pendidikan mencakup kedewasaan intelektual, sosial dan moral, tidak semata-mata kedewasaan dalam arti fisik. Pekerjaan guru selalu dipandang dalam hubungannya dengan ideal pembangunan bangsa. Karena kedudukan yang istimewa itu masyarakat mempunyai harapan-harapan yang tinggi tentang peranan guru. Harapan-harapan itu tak dapat diabaikan oleh guru, bahkan dapat menjadi norma yang turut menentukan kelakuan guru. Guru adalah seseorang pendidik, pembimbing, pelatih, dan pemimpin yang dapat menciptakan iklim belajar yang menarik, aman, nyama, dan kondusif di kelas. Keberadaannya ditengah-tengah siswa dapat mencairkan suasana kebekuan, kekuatan dan kejenuhan belajar yang terasa berat diterima oleh para siswa. Iklim yang tidak kondusif akan berdampak negatif terhadap proses pembelajaran dan sulitnya tercapai tujuan pembelajaran, siswa akan merasa gelisah, resah, bosan, dan jenuh. Sebaliknya iklim belajar yang kondusif dan menarik dapat dengan mudah tercapainya tujuan pembelajaran, dan proses pembelajaran yang dilakukan menyenangkan bagi peserta didik. Guru sebagai pendidik dan pembina generasi muda harus menjadi teladan, didalam maupun di luar sekolah. Guru harus senantiasa sadar akan kedudukannya selama 24 jam sehari. Di mana dan kapan saja ia akan selalu dipandang sebagai guru yang memperlihatkan kelakuan yang dapat ditiru oleh masyarakat, khususnya oleh anak-anak didik. Seorang pendidik yang bertanggung jawab, tentunya harus memiliki kompetensi-kompetensi tertentu, yang memungkinkan kewajibannya terlaksana secara baik. Kompetensi secara sederhana berarti kemampuan dan kecakapan seorang pendidik mengaplikasikan dan memanfaatkan situasi belajar-mengajar dengan menggunakan prinsip-prinsip dan teknik penyajihan bahan pelajaran yang telah disiapkan secara matang sehingga dapat diserap oleh anak didiknya dengan mudah. Harus diakui bahwa yang penting dalam membangun pendidikan bermutu harus dimulai dari membangun guru. Guru merupakan inti dari pendidikan itu sendiri. Dengan kurikulum serta sarana dan prasarana yang baik, tidak mungkin bisa diwujudkan pendidikan yang bermutu tanpa ditunjang oleh guru yang bermutu. Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 8 dan 10, mengamanatkan bahwa seorang guru professional harus memiliki kompetensi dasar yang meliputi kompetensi paedagogis, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional. Oleh karena itu, sepatutnya seorang guru hendak nya memenuhi semua kriteria kompetensi yang ada, khusus nya kompetensi sosial dikarenakan kompetensi sosial itu sangat diperlukan untuk menarik minat siswa dalam proses belajar menagajar dan dalam memberikan tauladan kepada muridnya. Akan tetapi dalam kenyataanya, banyak ditemukan guru atau pun tenaga pendidik yang mempunyai nilai kompetensi sosial yang rendah yang tidak mau untuk bergaul dengan lingkungan sekitarnya terutama dengan murid-muridnya, sehingga proses pembelajaran dikelas sering tidak kondusif karena adanya prasangka dari murid-murid tentang kepribadian gurunya. Sehubungan dengan kompetensi sosial akan terjadi juga hubungan sosial yang merupakan hal penting pada saat di sekolah seperti halnya membangun komunikasi yang baik dengan teman, belajar bersama, dan mempunyai rasa empati dan simpati terhadap orang lain. Kondisi sosial yang baik akan membangun rasa kerjasama, rasa pengendalian, timbul semangat dan rasa percaya diri.