Setelah berkali-kali jatuh bangun merintis Pecel Lele Lela, akhirnya R translation - Setelah berkali-kali jatuh bangun merintis Pecel Lele Lela, akhirnya R English how to say

Setelah berkali-kali jatuh bangun m

Setelah berkali-kali jatuh bangun merintis Pecel Lele Lela, akhirnya Rangga mulai mereguk manisnya madu berbisnis kuliner. Usahanya kian menanjak, terutama setelah banyak orang tertarik menjadi pewaralaba Pecel Lele Lela.
Syukurlah, masalah demi masalah yang menimpa usahaku satu per satu berhasil kulalui. Selain pantang menyerah setiap kali bertemu masalah, aku juga tak ingin terfokus pada masalah yang sedang kuhadapi. Aku lebih suka mencari peluang untuk membuka jalan keluar. Bukannya lari dari masalah, lho. Cara seperti ini justru membuatku terus berpikir optimis dan semangat mencari solusi terbaik.
Berkat lele goreng tepung andalan, rumah makanku semakin ramai pengunjung. Pecinta lele dari berbagai kawasan datang ke rumah makanku di Pondok Kelapa untuk menikmatinya. Senang rasanya melihat perubahan positif ini, terutama bila mengingat bulan-bulan pertama yang sepi pembeli. Ini membuatku makin bersemangat mengajak kerjasama dengan lebih banyak orang lagi.
Sehingga, akhirnya aku bisa segera pindah dari tempat makan pertama yang kusewa seharga Rp 2 juta per bulan. Menu lele yang disediakan pun makin beragam, antara lain lele goreng tepung, lele fillet kremes, dan lele saus padang. Tiga menu inilah yang jadi andalan kami, bahkan jadi favorit pembeli hingga kini.
Namun, di balik kesuksesanku, cobaan kembali menimpa. Salah satu kokiku berhenti bekerja. Belakangan, aku tahu ternyata ia membuka usaha sejenis sepertiku. Apakah aku marah? Tidak. Aku justru kecewa mengapa ia tak memberitahuku sejak awal. Kalau saja tahu, aku pasti akan mendukungnya. Tak bisa kita berharap orang akan seterusnya loyal bekerja pada kita. Aku senang, kok, melihat orang lain maju.
Aku juga senang bila usahaku bisa menginspirasi dan bermanfaat bagi orang lain. Bagiku, rezeki sudah ada yang mengatur. Bahkan ketika saat ini banyak orang berbisnis kuliner lele sepertiku, aku tak menganggap mereka sebagai ancaman. Ini justru memotivasiku untuk terus berusaha lebih baik. Namun, tak urung aku kelimpungan dengan mundurnya sang koki. Apalagi, saat itu rumah makanku mulai ramai.

"Istriku kini juga ikut membantu mengembangkan usahaku. "
Buka Waralaba
Berkat kerja keras para karyawan, rumah makanku tetap bisa berjalan seperti biasa. Suatu hari, dalam perjalanan pulang ke rumah orangtuaku di Bandung, aku mampir ke sebuah restoran cepat saji asal Amerika. Di situlah aku bertemu Bambang, teman lamaku saat SMA. Dulu, kami sering main basket bareng. Rupanya, Bambang bekerja di restoran itu sebagai manajer.
Aku lalu bercerita, aku sudah punya rumah makan dan mempersilakannya untuk mampir bila ada waktu. Tak disangka, beberapa minggu kemudian ia datang berkunjung ke rumah makanku yang sebetulnya lokasinya sangat jauh dari tempat kerjanya.
Dari situlah kami banyak mengobrol soal bisnis rumah makan. Aku juga curhat soal kebingunganku sebelumnya ketika ditinggal koki. Bambang lalu banyak memberi masukan, bagaimana mengelola sebuah rumah makan. Tertarik dengan saran-sarannya, akhirnya aku menjadikannya sebagai konsultan, meski kecil-kecilan.
Sebagai honornya, aku mengganti uang bensinnya. Ia membantuku membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) menjalankan rumah makan. Dengan cara seperti ini, aku tak lagi kelimpungan bila ditinggal koki. Bambang juga melatih para karyawan sehingga mereka bekerja lebih profesional, sesuai SOP.
Peran Bambang memang cukup besar. Rupanya, ia menaruh perhatian pada rumah makanku ini, sehingga akhirnya ia berhenti bekerja dari tempatnya bekerja dan pindah kerja padaku. Bahkan, temannya banyak yang mengikuti jejaknya. Kini, Bambang jadi General Manager untuk Pecel Lele Lela.
Syukurlah, dengan adanya SOP ini, usahaku jadi makin berkembang. Aku bisa membuka cabang lagi. Istriku juga ikut membantu usahaku. Bahkan, atas permintaan banyak orang, sejak 2009 Pecel Lele Lela mulai kuwaralabakan. Sebenarnya, aku tak punya rencana untuk mewaralabakannya. Namun, para peminat justru mendukungku untuk melakukannya.

"Usahaku tak sia-sia, tahun lalu aku mendapat p
0/5000
From: -
To: -
Results (English) 1: [Copy]
Copied!
After repeated falls in wake of pioneering Pecel Lele Lela, finally began to drink the honey sweetness of Rangga selling culinary. His efforts steepened, particularly after many people interested in becoming franchisees Pecel Lele Lela.Thankfully, the issue for the sake of the problems that afflict usahaku successful kulalui one by one. In addition to never give up every time meet problems, I also do not want to focus on an issue that is being kuhadapi. I prefer looking for opportunities to open a way out. Rather than run away from the problem, lho. This way thus made me keep thinking optimistic spirit and finding the best solution.Thanks to the catfish FRY flour mainstay, home makanku getting crowded visitors. Catfish lovers from different areas come to the House in Pondok Kelapa makanku to enjoy it. It was great to see the positive changes, especially when recalling the first months of quiet buyer. This made me the more excited to invite cooperation with more people again.So, finally I can soon moved from the first kusewa place to eat for Rp 2 million per month. Catfish menu provided any corroboration of the immeasurable, among other catfish Fried Catfish fillets, crispy flour, and catfish sauce padang. Three menu this is so our mainstay, even so the buyer's favorite to this day.Namun, di balik kesuksesanku, cobaan kembali menimpa. Salah satu kokiku berhenti bekerja. Belakangan, aku tahu ternyata ia membuka usaha sejenis sepertiku. Apakah aku marah? Tidak. Aku justru kecewa mengapa ia tak memberitahuku sejak awal. Kalau saja tahu, aku pasti akan mendukungnya. Tak bisa kita berharap orang akan seterusnya loyal bekerja pada kita. Aku senang, kok, melihat orang lain maju.Aku juga senang bila usahaku bisa menginspirasi dan bermanfaat bagi orang lain. Bagiku, rezeki sudah ada yang mengatur. Bahkan ketika saat ini banyak orang berbisnis kuliner lele sepertiku, aku tak menganggap mereka sebagai ancaman. Ini justru memotivasiku untuk terus berusaha lebih baik. Namun, tak urung aku kelimpungan dengan mundurnya sang koki. Apalagi, saat itu rumah makanku mulai ramai."Istriku kini juga ikut membantu mengembangkan usahaku. "Buka WaralabaBerkat kerja keras para karyawan, rumah makanku tetap bisa berjalan seperti biasa. Suatu hari, dalam perjalanan pulang ke rumah orangtuaku di Bandung, aku mampir ke sebuah restoran cepat saji asal Amerika. Di situlah aku bertemu Bambang, teman lamaku saat SMA. Dulu, kami sering main basket bareng. Rupanya, Bambang bekerja di restoran itu sebagai manajer.Aku lalu bercerita, aku sudah punya rumah makan dan mempersilakannya untuk mampir bila ada waktu. Tak disangka, beberapa minggu kemudian ia datang berkunjung ke rumah makanku yang sebetulnya lokasinya sangat jauh dari tempat kerjanya.Dari situlah kami banyak mengobrol soal bisnis rumah makan. Aku juga curhat soal kebingunganku sebelumnya ketika ditinggal koki. Bambang lalu banyak memberi masukan, bagaimana mengelola sebuah rumah makan. Tertarik dengan saran-sarannya, akhirnya aku menjadikannya sebagai konsultan, meski kecil-kecilan.Sebagai honornya, aku mengganti uang bensinnya. Ia membantuku membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) menjalankan rumah makan. Dengan cara seperti ini, aku tak lagi kelimpungan bila ditinggal koki. Bambang juga melatih para karyawan sehingga mereka bekerja lebih profesional, sesuai SOP.Peran Bambang memang cukup besar. Rupanya, ia menaruh perhatian pada rumah makanku ini, sehingga akhirnya ia berhenti bekerja dari tempatnya bekerja dan pindah kerja padaku. Bahkan, temannya banyak yang mengikuti jejaknya. Kini, Bambang jadi General Manager untuk Pecel Lele Lela.Syukurlah, dengan adanya SOP ini, usahaku jadi makin berkembang. Aku bisa membuka cabang lagi. Istriku juga ikut membantu usahaku. Bahkan, atas permintaan banyak orang, sejak 2009 Pecel Lele Lela mulai kuwaralabakan. Sebenarnya, aku tak punya rencana untuk mewaralabakannya. Namun, para peminat justru mendukungku untuk melakukannya."Usahaku tak sia-sia, tahun lalu aku mendapat p
Being translated, please wait..
Results (English) 2:[Copy]
Copied!
After repeated ups and downs pioneering Pecel Lele Lela, Rangga finally start reaping the sweetness of honey culinary business. His efforts increasingly uphill, especially after a lot of people interested in becoming franchisees Pecel Lele Lela.
Thankfully, problem after problem that befell my efforts one by one succeeded through. In addition to never give up every time they met problems, I also do not want to focus on the problems being faced. I prefer to look for opportunities to open a way out. Instead of running away from the problem, you know. This way it makes me continue to think optimistically and the spirit of seeking the best solution.
Thanks mainstay flour fried catfish, my eating home more and more crowded. Catfish lovers from various regions came to my eating house in Pondok Kelapa to enjoy it. It was great to see these positive changes, especially when considering the first months were lonely buyers. It makes me more excited to invite cooperation with more people.
So, finally I could immediately move from the first meal I had rented for Rp 2 million per month. Menu catfish provided even more diverse, including fried catfish, catfish fillets kremes, and catfish sauce meadow. Three menu so this is our mainstay, even the favorite buyer until now.
However, behind the successes, trials again struck. One kokiku stop working. Later, I found out that he had opened a similar business like me. Am I angry? No. I was actually disappointed why he did not tell me from the beginning. If only knows, I certainly would support it. We can not expect people to be so loyal to our work. I'm glad, really, seeing others go forward.
I am also happy when my efforts to inspire and beneficial for others. For me, the provision already set up. Even when people do business today culinary catfish like me, I do not regard them as a threat. This fact motivated me to continue to do better. However, inevitably I'm confused with the resignation of the chef. Moreover, when the house began to busy my eating. "My wife is now also helped to develop my business." Open Franchise Thanks to the hard work of employees, my eating houses can continue to operate as usual. One day, on my way home to my parents' house in Bandung, I stopped at a fast-food restaurant American origin. That's where I met Bambang, my old high school friends. In the past, we often play basketball together. Apparently, Bambang working in a restaurant as a manager. I then told him, I've got a restaurant and invited him to stop by if there is time. Unexpectedly, a few weeks later he came home to visit my eating are actually located very far from the workplace. That's how we talked a lot about the restaurant business. I also vent about my confusion earlier when the chef left. Bambang then many give input, how to manage a restaurant. Attracted by his suggestions, I finally make it as a consultant, although small. As honornya, I replace the gas money. He helped create a Standard Operating Procedure (SOP) to run the restaurant. In this way, I no longer dither when the chef left. Bambang also train employees so that they work more professionally, according to SOP. The role Bambang is quite large. Apparently, he paid attention to my eating house, so she stopped working from work and moved the work to me. In fact, his many who follow in his footsteps. Now, Bambang so General Manager for Pecel Lele Lela. Thankfully, with this SOP, my attempts to be growing. I can open more branches. My wife also helped my business. In fact, at the request of many people, since 2009 Pecel Lele Lela began kuwaralabakan. Actually, I do not plan to mewaralabakannya. However, enthusiasts actually encouraged me to do it. "My efforts were not in vain, last year I got p










Being translated, please wait..
 
Other languages
The translation tool support: Afrikaans, Albanian, Amharic, Arabic, Armenian, Azerbaijani, Basque, Belarusian, Bengali, Bosnian, Bulgarian, Catalan, Cebuano, Chichewa, Chinese, Chinese Traditional, Corsican, Croatian, Czech, Danish, Detect language, Dutch, English, Esperanto, Estonian, Filipino, Finnish, French, Frisian, Galician, Georgian, German, Greek, Gujarati, Haitian Creole, Hausa, Hawaiian, Hebrew, Hindi, Hmong, Hungarian, Icelandic, Igbo, Indonesian, Irish, Italian, Japanese, Javanese, Kannada, Kazakh, Khmer, Kinyarwanda, Klingon, Korean, Kurdish (Kurmanji), Kyrgyz, Lao, Latin, Latvian, Lithuanian, Luxembourgish, Macedonian, Malagasy, Malay, Malayalam, Maltese, Maori, Marathi, Mongolian, Myanmar (Burmese), Nepali, Norwegian, Odia (Oriya), Pashto, Persian, Polish, Portuguese, Punjabi, Romanian, Russian, Samoan, Scots Gaelic, Serbian, Sesotho, Shona, Sindhi, Sinhala, Slovak, Slovenian, Somali, Spanish, Sundanese, Swahili, Swedish, Tajik, Tamil, Tatar, Telugu, Thai, Turkish, Turkmen, Ukrainian, Urdu, Uyghur, Uzbek, Vietnamese, Welsh, Xhosa, Yiddish, Yoruba, Zulu, Language translation.

Copyright ©2025 I Love Translation. All reserved.

E-mail: