Mary Jane adalah seorang warga nega

Mary Jane adalah seorang warga negara Filipina yang akan dieksekusi mati karena membawa 2,6 kg heroin senilai US$ 500 ribu. Mary Jane ditangkap di bandara Adisutjipto,Yogyakarta dan ia di penjara pada 11 Mei 2010. Hakim menjtuhkan hukuman mati setelah Mary Jane dipenjara selama 6 bulan. Pada Januari 2015 nama Mary Jane termasuk dalam daftar yang akan dihukum mati. Pengacara yang disewa pemerintah Filipina segera mengajukan proses "Peninjauan Kembali" pada 19 Januari 2015 sebagai usaha terakhir agar lolos dari hukuman mati. Pada 25 Maret 2015, Mahkamah Agung menolak peninjauan kembali kasus Mary Jane. Pemerintah Filipina pun mengajukan PK kedua pada 27 April 2015. Tapi sore harinya, pengajuan itu lagi-lagi ditolak oleh PN Sleman.
Jaksa Agung HM Prasetyo mengatakan bahwa memang benar "ternyata ada fakta-fakta dan indikasi bahwa Mary Jane Veloso adalah korban dari perdagangan manusia. Sehingga eksekusi hukuman mati terhadap Mary Jane ditunda, bukan dibatalkan.
Saya setuju dengan adanya hukuman mati untuk para penegdar narkoba dan Menurut saya, hukuman mati harus tetap dijalankan karena dalam hal ini Mary Jane tetap salah telah membawa 2,6 kg heroin. Jumlah heroin yang banyak tersebut akan membunuh lebih banyak manusia (warga negara Indonesia). Karena dengan hukuman mati akan mengurangi jumlah pengedaran narkoba, mengurangi jumlah kematian, dan membuat jera orang-orang yang akan menjual narkoba karena hukuman yang akan mereka dapatkan ketika membawa atau memiliki narkoba.

Results (English) 1:

Mary Jane is a citizen of the Philippines who will be executed to death for bringing 2.6 kg of heroin worth US $ 500 thousand. Mary Jane was arrested in ADI sucipto airport, Yogyakarta and he was in jail on May 11, 2010. Judge menjtuhkan sentenced to death after Mary Jane was imprisoned for 6 months. In January 2015, Mary Jane's name included in the list that will be put to death. Philippine Government hired lawyers immediately filed a "Review" process on 19 January 2015 as a last resort to get away from the death penalty. On March 25, 2015, the Supreme Court declined to review the case Mary Jane. The Philippine Government has filed a second PK on 27 April 2015. But in the afternoon, filing it again rejected by PN Sleman.Attorney General HM Prasetyo said that it is true "it turns out there are facts and indication that Mary Jane Veloso is a victim of human trafficking. So the execution of the death sentence against Mary Jane postponed, not cancelled. I agree with the existence of the death penalty for the drug penegdar and in my opinion, the death penalty should still run because in this Mary Jane is still wrong has brought 2.6 kg of heroin. The amount of heroin that many it will kill more humans (a citizen of Indonesia). Because the death penalty will reduce the number of drug trafficking, reduce the number of deaths, and create a deterrent effect people who would sell drugs because of the punishment they would get when carrying or having drugs.