Young Interfaith Peacemaker Communi

Young Interfaith Peacemaker Community Indonesia

YOUNG Interfaith Peacemaker Community Indonesia (YIPCI) serentak menggelar Student Interfaith Peace Camp (SIPC) di empat kota di Indonesia, Surabaya, Yogyakarta, Bandung, dan Medan, Jumat-Minggu (11-13/11/2016).
Selama tiga hari, peserta belajar banyak hal tentang nilai-nilai perdamaian di berbagai sesi. Peserta dibagi menjadi tiga kelompok untuk membicarakan tentang suku, profesi, dan organisasi kemahasiswaan.
Setiap kelompok mendapat tugas untuk menuliskan empat hal tentang apa yang mereka pikirkan terkait objek tersebut, lalu menempelkannya di balon yang disediakan panitia.
Kemudian, setiap peserta dimintai komentar dan pendapat tentang apa yang mereka tulis. Jika mereka menulis tentang prasangka, maka balon langsung dipecahkan.
Lorenzo Fellycyano, fasilitator YIPC Yogyakarta menjelaskan, selama ini kita seringkali membuat penilaian terhadap suku, profesi, dan organisasi tanpa memahami apakah itu fakta atau prasangka.
“Inti pelajaran dari sesi memecah balon prasangka ini, peserta bisa memperjelas gambaran antara prasangka dan fakta menyangkut orang atau kelompok di sekitarnya,” tutur Lorenzo.
Aksi serupa di SIPC Regional Jawa Barat, panitia mengemas kegiatan membakar prasangka dengan menyalakan api unggun di malam keakraban. Peserta diminta menuliskan tentang prasangka mereka. Kemudian menceritakan dan membagikannya kepada peserta yang lain. Ketika apa yang mereka tulis menjurus pada prasangka, maka kertas itupun langsung dibakar pada tunggu api unggun.
Dengan memecah dan membakar kertas prasangka itulah, peserta diajak untuk mengenal akar perpecahan dan pentingnya pemahaman seputar nilai-nilai perdamaian,
“Selama ini kita seringkali melakukan prasangka. Tak jarang membuat generalisasi terhadap seseorang maupun kelompok tertentu, sehingga penilaian tersebut semakin memperburuk hubungan dengan yang lain,” ungkap Rezha Alausyi Fauzan, Head Facilitator YIPC Jawa Barat.
Kegiatan SIPC digelar dua kali dalam setahun dengan para mahasiswa dari berbagai kampus di tanah air sebagai pesertanya. Mereka berkesempatan mengikuti dengan cara mendaftarkan diri dan mengirim esai terkait ketertarikannya mengenai kegiatan interfaith dialogue dan menjadi agent of peace di kampus mereka.
Dengan mengikuti SIPC, peserta bisa mengikuti berbagai agenda yang digelar YIPCI. Salah satunya, pada Februari 2017 nanti, YIPC menggelar World Interfaith Harmony Week (WIHW) di Singapura dan Malaysia. Di dua negara ASEAN ini, YIPCI menggelar dialog di kampus-kampus dan komunitas mempromosikan tentang perdamaian dan dialog lintas agama.

Results (English) 1:

The Young Peacemaker Interfaith Community IndonesiaThe YOUNG Peacemaker Interfaith Community Indonesia (YIPCI) simultaneously rolling out Student Interfaith Peace Camp (SIPC) in four cities in Indonesia, Surabaya, Yogyakarta, Bandung and Medan, Friday-Sunday (11-13/11/1999).For three days, participants learned a great deal about the value of peace in the various sessions. Participants were divided into three groups to discuss about the tribe, profession, and student organizations.Each group gets a task to write four things about what they think of a related object, and then paste it in a balloon provided the Committee.Then, each participant asked for comments and opinions about what they write. If they write about prejudice, then the balloon instantly solved.Lorenzo Fellycyano, Yogyakarta YIPC facilitator explains, we often make a judgment against the tribe, profession, and organizations without understanding whether it is fact or prejudice."The core lesson from session break this prejudice balloons, participants could clarify the picture between prejudice and fact concerning people or groups around it," said Lorenzo.A similar action in the West Java Regional SIPC, the Committee arranges activities burn the prejudice by turning on a bonfire in the night of familiarity. Participants were asked to write down about their prejudices. Then tell and share it to other participants. When what they write, then prejudice leading to the paper that directly burnt on a bonfire waiting.With the break up and burn the paper that's prejudice, participants are invited to get to know the root of the schism and the importance of understanding about the values of peace,"We often do prejudice. Often makes generalisations against someone or a particular group, so that the assessment of the worsening of relations with others, "says Rezha Alausyi Fauzan, Head Facilitator YIPC in West Java.SIPC activities held twice a year with the students from various campuses in the country as participants. They have a chance followed by how to register and submit an essay about their interest in related activities of interfaith dialogue and become an agent of peace on their campuses.Following SIPC, participants can follow the various agenda held YIPCI. One of these, in February 2017, YIPC deploying World Interfaith Harmony Week (WIHW) in Singapore and Malaysia. In this, ASEAN countries two YIPCI deploying dialogue on college campuses and communities promote peace and inter-faith dialogue.