Hatiku terasa hancur ketika melihat pacarku --sebenarnya baru sekarang translation - Hatiku terasa hancur ketika melihat pacarku --sebenarnya baru sekarang English how to say

Hatiku terasa hancur ketika melihat

Hatiku terasa hancur ketika melihat pacarku --sebenarnya baru sekarang menjadi mantan-- Samuel, tengah berciuman dengan seorang gadis yang lebih jelek dariku. Bukan bermaksud menghina, aku memang berkata dengan jujur. Gadis yang sedang berciuman bersama Samuel dari jauh terlihat sangat jelek, apalagi jika aku mendekatinya, ya?

Tanpa berpikir panjang, aku pun menghampiri Samuel dan berdiri tepat di hadapannya langsung. Saat Samuel melihatku, ia langsung melepaskan ciumannya bersama gadis jelek itu, secara bersamaan. Oh tunggu, sepertinya aku mengenali gadis jelek ini! Dia kan, Tyne, yang dulu pernah mengajakku untuk berteman tetapi aku menolaknya karena dulu dia adalah mantan b*tch di sekolah. Well, aneh memang gadis yang jelek kenapa bisa menjadi b*tch paling top di sekolah.

"Well well well, Samuel, apa yang kau lakukan bersama dengan jalang itu?" ucapku lembut.

Samuel hanya terdiam menatapku dengan cemas. Cemas karena aku akan memutuskannya atau cemas karena aku memergokinya berada disini. "Hai, babe! Kenapa kau berada di sini? Bukankah kau seharusnya sudah pulang ke rumah? Aku tidak mau kau sakit," kata Samuel sambil mengelus rambutku. Dengan kasar, aku menepis tangannya yang sudah kotor itu.

"Jangan panggil aku babe lagi, Samuel! Memang sih, seharusnya aku sudah pulang ke rumah tapi entah kenapa aku merasa tidak enak. Sensorku berkata jika ada jalang yang sedang berciuman dengan orang brengsek. Dengan begitu, aku mengikuti sensorku," kataku enteng.

Tyne menatapku dengan polos tanpa dosa, kemudian menggamit tangan Samuel tepat di hadapanku. Kubilang, tepat di HADAPANKU! "Kenapa, Cara? Kami itu sudah resmi berpacaran sekitar... Enam bulan yang lalu. Bisa dikatakan, kami berdua melakukan backstreet dari anak-anak sekolah dan juga... darimu. Jadi, wajar-wajar saja kan, kami berciuman?" jawab Tyne yang membuatku sangat muak dan jengah menatapnya. Bayangkan saja! Ia hanya memakai minidress yang tembus pandang! Bukankah orang ini sangat gila dan tidak mempunyai harga diri? Oke, maaf ucapanku kasar tapi memang benar!

Aku menatap Samuel dan Tyne sangat tajam. Aku mendekati Tyne dan berkata tepat di depan wajahnya. "Oh ya, karena aku tidak akan peduli!" bentakku dengan keras hendak menampar pipinya.

Dan...

PLAK!

Tamparanku telak mengenai pipi jalang ini. Pipinya terlihat membiru. Oh, aku berdoa pipinya berdarah dan ia akan pingsan sebentar lagi! Tyne menatapku tajam. Hm, berani sekali jalang ini menatapku seperti ini! "Hei, calm down, b*tch. Atau mungkin, kau mau lagi? Kecil, sedang, atau keras?" Aku memundurkan langkahku sedikit kemudian menatap Samuel datar dan tajam. "Tadi kau bilang apa Samuel? Kau tidak ingin aku sakit? Lihat saja apa yang kau lakukan sekarang jauh membuatku sakit!" sentakku mencoba menahan air mataku yang hendak berjatuhan, tetapi sepertinya sia-sia saja.

Samuel menghampiriku dan mengelus pipiku. "Maaf, Cara! Ini tidak seperti yang kau duga! Aku bisa menjelaskannya sekarang juga. Apa yang dikatakan Tyne itu tidak benar! Ka... kami tidak ber... berciuman! Dia duluan yang menarikku untuk menciumnya," jelas Samuel.

Aku melepas tangan Samuel yang berada di pipiku dengan keras. "Untuk apa maaf? Aku cukup muak mendengar beberapa kata maaf darimu. Dan... jika kau tidak berciuman, kenapa kau meraba-raba punggungnya?"

"Ugh, Samuel! Tadi kau bilang, aku boleh menciummu sesuka hatiku. Dan kau juga bilang kita bisa melanjutkan ciuman kita di rumah agar tidak ada yang mengganggu!" ucap Tyne kesal. Dasar jalang kelas atas.

"Kau dengar Tyne berkata apa? Kau dengar kan?!" jeritku tertahan. Sungguh, sekarang hatiku sangat hancur, seperti serpihan kaca yang pecah.

"Jangan percaya kata-kata Tyne! Percaya dengan kata-kataku, Cara," gertak Samuel marah. Oh bagus, kenapa Samuel yang marah? Seharusnya aku yang melampiaskan kemarahanku padanya!

Aku memutar bola mataku. "Untuk apa aku percaya padamu lagi, Sam? Aku sudah tidak percaya dengan rayuan gombalmu sekarang. Dan yang lebih parahnya lagi, aku tidak akan pernah percaya apa yang kau katakan sekarang, Sam. Camkan itu!"

"Ohh... Aku mohon, Cara! Kenapa kau menjadi protektif seperti ini padaku? Apa kau sudah punya simpanan?" bentak Samuel.

Mengangkat sebelah alis, aku berjalan memutari Samuel santai. "Apa kau bilang? Protektif? Cih, mulai sekarang jangan berharap terlalu tinggi, nanti kau jatuh ke sangkar jalang kelas senior itu." Aku menatap Tyne sinis, kemudian beralih pada pria brengsek ini lagi. "Kalau iya, memang kenapa? Apa kau mau marah? Marah saja! Kau bukan siapa-siapaku lagi, Sam. Kau hanya pria bajingan dan brengsek di mataku saat ini... Lihat saja, kau akan menyesal lebih memilih jalang itu dibanding aku!"

"Samuel tidak akan pernah menyesal memilih aku, asal kau tahu Cara! Dia lebih menyayangi aku daripada kau, jelek," ejek Tyne yang membuatku bertambah murka dengan Tyne.

"Diam kau, jalang. Apa kau mau aku daftarkan ke klub yang sangat terkenal disini? Gratis, kok," tawarku sambil tersenyum palsu. Senyuman yang asli telah kusembunyikan untuk orang-orang yang telah berbuat baik padaku.

Tyne menggeram kesal dan malah bergelayut manja di lengan Samuel. Dan dengan idiotnya, Samuel mengusap kepala Tyne. Huh, benar-benar bodoh Samuel. "Sam, dia mengataiku jalang... Dia jahat sekali! Dia juga mengataiku jelek!" Tyne pura-pura menangis tersedu-sedu.

Aku kembali meledeknya agar dia gondok dan segera pergi dari muka bumi ini. "Aku memang jahat, well... tergantung orangnya jika ia jahat atau baik terhadapku. Ngomong-ngomong, aku lebih memilih diejek jelek daripada... jalang, like you." Aku melihat Tyne, dia terlihat marah. Owh, aku baru tahu dia bisa marah? Setahuku dia tidak pernah sabar alias seperti nenek-nenek yang sudah terkena jantungan.

"Cara, berhenti mengejek Tyne! Dia bukan jalang!" bantah Samuel.

"Kalau bukan jalang... Baju apa yang dikenakannya sekarang?" Aku menunjuk mini dress yang dipakai Tyne dengan jijik.

Samuel memperhatikan baju yang dipakai Tyne. Dan, ia langsung terkejut. "Tyne, kenapa kau memakai baju seperti ini? Bukankah sudah kuingatkan berkali-kali jangan pernah memakai baju yang jalang pakai! Apa kau mau kusebut sebagai jalang?!" bentak Samuel tiba-tiba. Aku tersenyum puas ketika melihat Samuel membentak Tyne.

Tyne hanya menunduk dibentak Samuel. Dasar gadis lemah. Hm, lebih baik aku pergi dari sini saja daripada melihat mereka berdua... "Sam, kita berakhir sampai disini dan jangan berharap aku mau menerimamu lagi sebagai teman, atau pacar. Ingat itu. Dan ya, kau orang pertama yang berada di list orang brengsek, Sam. Selamat."

Setelah mengucapkan kata-kata itu, aku segera pergi dari hadapan mereka. Sial, rasa sakitnya malah menjalar ke seluruh tubuhku... Rasanya badanku sangat kaku, tidak bisa digerakkan. Air mata yang sedari tadi kutahan, perlahan-lahan tumpah mengenai pipiku. Kenapa aku harus menangisi si brengsek itu?

Tidak, kau tidak boleh seperti ini terus! ucapku dalam hati.

Dengan kasar, aku menghapus air mataku yang jatuh. Huh, aku sangat membutuhkan seseorang sekarang... Aku tidak mempunyai teman dekat. Hanya Samuel, tapi itu dulu, sekarang dia musuhku. Harus kemana aku sekarang? Tidak mungkin aku pulang ke rumah dengan kondisi seperti ini. Pasti ibu menanyaiku macam-macam.

Cara, sebaiknya kau bertemu seseorang di kebun binatang tempo hari, batinku tiba-tiba berbicara.

"Apa? Aku tidak mungkin ke kebun binatang hanya untuk menenangkan diri!"

Ya, kau benar. Hanya saja, ada orang yang spesial telah menunggumu disana. Ia siap mendapat pelukan darimu.

"Tapi... Siapa orang itu?" Aku berpikir.

Dia seorang lelaki. Tapi aku tidak tahu namanya, dia mempunyai rambut cokelat, mata yang biru...

Aku tahu siapa yang dimaksud batinku barusan.

Louis.
0/5000
From: -
To: -
Results (English) 1: [Copy]
Copied!
My heart felt devastated when I saw my boyfriend--actually only now become ex-Central-Samuel, kissing with a girl who is more ugly away from me. Not meant to be derogatory, I indeed said honestly. The girls are kissing along with Samuel from afar looks very ugly, especially if I get close, huh?Without long thinking, I too approached Samuel and stand right in front of him. When Samuel seen me, he immediately let go of the ciumannya along with the ugly girl that, simultaneously. Oh wait, I seem to recognize this ugly girl! He's right, Tyne, who had once led me to be friends but I turned it down because he is an ex-b * tch in the school. Well, strangely ugly girl why could be the top b * tch in the school. "Well well well, Samuel, what did you do together with your bitch?" ucapku soft. Samuel just speechless looking at me anxiously. Anxious because I'll break the chain or anxious because I'm memergokinya is here. "Hi, babe! Why would you be here? Aren't you supposed to be already went home? I don't want you to get sick, "said Samuel while stroking my hair. With rude, I shook off his hands dirty already."Don't call me babe again, Samuel! Indeed, anyway, I should have already returned home but somehow I felt awful. Sensorku said if any bitch who were kissing with a jerk. So, I followed the sensorku, "I said lightly. Tyne menatapku dengan polos tanpa dosa, kemudian menggamit tangan Samuel tepat di hadapanku. Kubilang, tepat di HADAPANKU! "Kenapa, Cara? Kami itu sudah resmi berpacaran sekitar... Enam bulan yang lalu. Bisa dikatakan, kami berdua melakukan backstreet dari anak-anak sekolah dan juga... darimu. Jadi, wajar-wajar saja kan, kami berciuman?" jawab Tyne yang membuatku sangat muak dan jengah menatapnya. Bayangkan saja! Ia hanya memakai minidress yang tembus pandang! Bukankah orang ini sangat gila dan tidak mempunyai harga diri? Oke, maaf ucapanku kasar tapi memang benar!Aku menatap Samuel dan Tyne sangat tajam. Aku mendekati Tyne dan berkata tepat di depan wajahnya. "Oh ya, karena aku tidak akan peduli!" bentakku dengan keras hendak menampar pipinya.Dan...PLAK!Tamparanku telak mengenai pipi jalang ini. Pipinya terlihat membiru. Oh, aku berdoa pipinya berdarah dan ia akan pingsan sebentar lagi! Tyne menatapku tajam. Hm, berani sekali jalang ini menatapku seperti ini! "Hei, calm down, b*tch. Atau mungkin, kau mau lagi? Kecil, sedang, atau keras?" Aku memundurkan langkahku sedikit kemudian menatap Samuel datar dan tajam. "Tadi kau bilang apa Samuel? Kau tidak ingin aku sakit? Lihat saja apa yang kau lakukan sekarang jauh membuatku sakit!" sentakku mencoba menahan air mataku yang hendak berjatuhan, tetapi sepertinya sia-sia saja.Samuel menghampiriku dan mengelus pipiku. "Maaf, Cara! Ini tidak seperti yang kau duga! Aku bisa menjelaskannya sekarang juga. Apa yang dikatakan Tyne itu tidak benar! Ka... kami tidak ber... berciuman! Dia duluan yang menarikku untuk menciumnya," jelas Samuel.Aku melepas tangan Samuel yang berada di pipiku dengan keras. "Untuk apa maaf? Aku cukup muak mendengar beberapa kata maaf darimu. Dan... jika kau tidak berciuman, kenapa kau meraba-raba punggungnya?" "Ugh, Samuel! Tadi kau bilang, aku boleh menciummu sesuka hatiku. Dan kau juga bilang kita bisa melanjutkan ciuman kita di rumah agar tidak ada yang mengganggu!" ucap Tyne kesal. Dasar jalang kelas atas."Kau dengar Tyne berkata apa? Kau dengar kan?!" jeritku tertahan. Sungguh, sekarang hatiku sangat hancur, seperti serpihan kaca yang pecah."Jangan percaya kata-kata Tyne! Percaya dengan kata-kataku, Cara," gertak Samuel marah. Oh bagus, kenapa Samuel yang marah? Seharusnya aku yang melampiaskan kemarahanku padanya!Aku memutar bola mataku. "Untuk apa aku percaya padamu lagi, Sam? Aku sudah tidak percaya dengan rayuan gombalmu sekarang. Dan yang lebih parahnya lagi, aku tidak akan pernah percaya apa yang kau katakan sekarang, Sam. Camkan itu!" "Ohh... Aku mohon, Cara! Kenapa kau menjadi protektif seperti ini padaku? Apa kau sudah punya simpanan?" bentak Samuel.Mengangkat sebelah alis, aku berjalan memutari Samuel santai. "Apa kau bilang? Protektif? Cih, mulai sekarang jangan berharap terlalu tinggi, nanti kau jatuh ke sangkar jalang kelas senior itu." Aku menatap Tyne sinis, kemudian beralih pada pria brengsek ini lagi. "Kalau iya, memang kenapa? Apa kau mau marah? Marah saja! Kau bukan siapa-siapaku lagi, Sam. Kau hanya pria bajingan dan brengsek di mataku saat ini... Lihat saja, kau akan menyesal lebih memilih jalang itu dibanding aku!""Samuel tidak akan pernah menyesal memilih aku, asal kau tahu Cara! Dia lebih menyayangi aku daripada kau, jelek," ejek Tyne yang membuatku bertambah murka dengan Tyne."Diam kau, jalang. Apa kau mau aku daftarkan ke klub yang sangat terkenal disini? Gratis, kok," tawarku sambil tersenyum palsu. Senyuman yang asli telah kusembunyikan untuk orang-orang yang telah berbuat baik padaku.Tyne menggeram kesal dan malah bergelayut manja di lengan Samuel. Dan dengan idiotnya, Samuel mengusap kepala Tyne. Huh, benar-benar bodoh Samuel. "Sam, dia mengataiku jalang... Dia jahat sekali! Dia juga mengataiku jelek!" Tyne pura-pura menangis tersedu-sedu.Aku kembali meledeknya agar dia gondok dan segera pergi dari muka bumi ini. "Aku memang jahat, well... tergantung orangnya jika ia jahat atau baik terhadapku. Ngomong-ngomong, aku lebih memilih diejek jelek daripada... jalang, like you." Aku melihat Tyne, dia terlihat marah. Owh, aku baru tahu dia bisa marah? Setahuku dia tidak pernah sabar alias seperti nenek-nenek yang sudah terkena jantungan.
"Cara, berhenti mengejek Tyne! Dia bukan jalang!" bantah Samuel.

"Kalau bukan jalang... Baju apa yang dikenakannya sekarang?" Aku menunjuk mini dress yang dipakai Tyne dengan jijik.

Samuel memperhatikan baju yang dipakai Tyne. Dan, ia langsung terkejut. "Tyne, kenapa kau memakai baju seperti ini? Bukankah sudah kuingatkan berkali-kali jangan pernah memakai baju yang jalang pakai! Apa kau mau kusebut sebagai jalang?!" bentak Samuel tiba-tiba. Aku tersenyum puas ketika melihat Samuel membentak Tyne.

Tyne hanya menunduk dibentak Samuel. Dasar gadis lemah. Hm, lebih baik aku pergi dari sini saja daripada melihat mereka berdua... "Sam, kita berakhir sampai disini dan jangan berharap aku mau menerimamu lagi sebagai teman, atau pacar. Ingat itu. Dan ya, kau orang pertama yang berada di list orang brengsek, Sam. Selamat."

Setelah mengucapkan kata-kata itu, aku segera pergi dari hadapan mereka. Sial, rasa sakitnya malah menjalar ke seluruh tubuhku... Rasanya badanku sangat kaku, tidak bisa digerakkan. Air mata yang sedari tadi kutahan, perlahan-lahan tumpah mengenai pipiku. Kenapa aku harus menangisi si brengsek itu?

Tidak, kau tidak boleh seperti ini terus! ucapku dalam hati.

Dengan kasar, aku menghapus air mataku yang jatuh. Huh, aku sangat membutuhkan seseorang sekarang... Aku tidak mempunyai teman dekat. Hanya Samuel, tapi itu dulu, sekarang dia musuhku. Harus kemana aku sekarang? Tidak mungkin aku pulang ke rumah dengan kondisi seperti ini. Pasti ibu menanyaiku macam-macam.

Cara, sebaiknya kau bertemu seseorang di kebun binatang tempo hari, batinku tiba-tiba berbicara.

"Apa? Aku tidak mungkin ke kebun binatang hanya untuk menenangkan diri!"

Ya, kau benar. Hanya saja, ada orang yang spesial telah menunggumu disana. Ia siap mendapat pelukan darimu.

"Tapi... Siapa orang itu?" Aku berpikir.

Dia seorang lelaki. Tapi aku tidak tahu namanya, dia mempunyai rambut cokelat, mata yang biru...

Aku tahu siapa yang dimaksud batinku barusan.

Louis.
Being translated, please wait..
 
Other languages
The translation tool support: Afrikaans, Albanian, Amharic, Arabic, Armenian, Azerbaijani, Basque, Belarusian, Bengali, Bosnian, Bulgarian, Catalan, Cebuano, Chichewa, Chinese, Chinese Traditional, Corsican, Croatian, Czech, Danish, Detect language, Dutch, English, Esperanto, Estonian, Filipino, Finnish, French, Frisian, Galician, Georgian, German, Greek, Gujarati, Haitian Creole, Hausa, Hawaiian, Hebrew, Hindi, Hmong, Hungarian, Icelandic, Igbo, Indonesian, Irish, Italian, Japanese, Javanese, Kannada, Kazakh, Khmer, Kinyarwanda, Klingon, Korean, Kurdish (Kurmanji), Kyrgyz, Lao, Latin, Latvian, Lithuanian, Luxembourgish, Macedonian, Malagasy, Malay, Malayalam, Maltese, Maori, Marathi, Mongolian, Myanmar (Burmese), Nepali, Norwegian, Odia (Oriya), Pashto, Persian, Polish, Portuguese, Punjabi, Romanian, Russian, Samoan, Scots Gaelic, Serbian, Sesotho, Shona, Sindhi, Sinhala, Slovak, Slovenian, Somali, Spanish, Sundanese, Swahili, Swedish, Tajik, Tamil, Tatar, Telugu, Thai, Turkish, Turkmen, Ukrainian, Urdu, Uyghur, Uzbek, Vietnamese, Welsh, Xhosa, Yiddish, Yoruba, Zulu, Language translation.

Copyright ©2024 I Love Translation. All reserved.

E-mail: