Di era modern telah banyak aspek ke

Di era modern telah banyak aspek kehidupan yang dipengaruhi oleh pandangan barat. Salah satunya adalah teori konsumsi. Masyarakat sebagai konsumen berasumsi bahwasanya kebutuhan dan keinginan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Seseorang yang membutuhakan sesuatu akan mempertimbangkan beberapa keinginan dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Sedangkan keinginan seseorang sangat berkaitan dengan kepuasan seseorang. Hal inilah yang menjadi dasar teori konsumsi saat ini. Pada mulanya konsumsi hanya diartikan sebagai pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang dilakukan oleh seseorang ataupun kelompok dengan tujuan memenuhi kebutuhan seseorang atau kelompok yang melakukan pembelanjaan tersebut. Akan tetapi dengan berkembangnya zaman, berkembang pula pemikiran masyarakat. Melihat kenyataan yang terjadi sekarang, masyarakat menjadi lebih konsumtif. Konsumsi yang awalnya didasarkan pada kebutuhan berkembang menjadi trand atau fashion, sebagai pemenuhan kepuasan hasrat bahkan menjadi budaya,dan kepuasan yang bersifat materi.Sebagaimana dalam teori utiliti (teori nilai guna) yang berpendapat bahwasanya semakin banyak kita mengkonsumsi barang maka kepuasan akan semakin bertambah. Teori tersebut berpendapat bahwasanya kepuasan materi berupa kepuasan fisik ataupun materi saja. Selain itu terdapat teori yang diajukan oleh Jhon Maynard Keynes yang berpendapat bahwa ada batas minimal yang tidak tergantung tingkat pendapatan yang artinya bahwa tingkat konsumsi tersebut harus dipenuhi walaupun tingkat pendapatan sama dengan nol, yang mana meskipun tidak ada pendapatan tetapi tingkat konsumsi harus dipenuhi.Dari kedua teori diatas dapat kita simpulkan bahwasanya kepuasan hanya dilihat dalam bentuk materi yang tampak dirasakan, tanpa melihat aspek non-materi. Sehingga perilaku konsumsi yang lahir dari teori tersebut membuat masyarakat hanya mementingkan materi saja dan mengabaikan aspek lain yaitu aspek non-materi yang secara fitrah melekat pada diri manusia. Orang yang hanya mementingkan materi ini akan menjadi materialisme karena hanya materi yang menjadi tolak ukur dalam konsumsinya.Masyarakat yang memiliki paham materialisme akan berpandangan segala sesuatu didasarkan atas materi dengan mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi alam indra. Sehingga menjadikan materi sebagai dasar kebutuhan dalam kehidupan. Materi menjadi wajib hukumnya sebagai sarana konsumtif konsumen dalam melangsungkan hidup. Dengan demikian masyarakat dengan paham materialisme tidak akan memikirkan hal-hal yang bersifat non-materi. Paham inilah yang menjadi ideologi dasar konsumsi menurut pandangan barat. Secara tidak langsung ideologi tersebut memberikan makna baru tentang hidup melalui mengkonsumsi material, sehingga kebahagian, kesenangan, dsb. hanya diukur berdasarkan perhitungan material. Faktanya, ideologi tersebut telah merasuki kesegala aspek kehidupan masyarakat dan memiliki sifat korosif. Salahsatunya aspek sosial, masyarakat sebagai konsumen aktif menganggap bahwa materi menjadi tolak ukur derajat seseorang. Sehingga masyarakat menganggap bahwasannya semakin banyak materi yang dihasilkan maka semakin tinggi pula derajat yang didapat. Paham inilah menjadi asas pemikiran paham matrealisme, yaitu pandangan seseorang yang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup. Masyarakat yang memiliki paham tersebut akan terus berlomba-lomba dalam memenuhi kepuasan hasrat sebagai kebutuhan dalam kesenangan dan kenikmatan. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya jurang pemisah antara masyarakat kaya dan miskin. Secara tidak langsung, hal ini pula yang menjadi peran utama dalam ketimpangan sosial, sehingga menyebabkan kemajuan tidak akan merata dirasakan semua kalangan atau bahkan egoisme akan muncul disetiap individu masing-masing. Dengan demikian, materialism tidak akan bisa menjadi indikator kepuasan, kebahagian, dan kesuksesan bagi manusia, hal ini sangatlah bertentangan dengan konsep konsumsi yang diajarkan dalam Islam. sehingga Islam menolak dengan sangat paham tersebut.

Results (English) 1:

In the modern era has many aspects of life that are influenced by western views. One is the theory of consumption. Society as consumers assume that the needs and desires are the two things that can not be separated. Someone who needs to have some things will consider some of the desire to meet that demand. While one's desire is related to one's satisfaction. This is the basic theory of current consumption.
Pada mulanya konsumsi hanya diartikan sebagai pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang dilakukan oleh seseorang ataupun kelompok dengan tujuan memenuhi kebutuhan seseorang atau kelompok yang melakukan pembelanjaan tersebut. Akan tetapi dengan berkembangnya zaman, berkembang pula pemikiran masyarakat. Melihat kenyataan yang terjadi sekarang, masyarakat menjadi lebih konsumtif. Konsumsi yang awalnya didasarkan pada kebutuhan berkembang menjadi trand atau fashion, sebagai pemenuhan kepuasan hasrat bahkan menjadi budaya,dan kepuasan yang bersifat materi.
Sebagaimana dalam teori utiliti (teori nilai guna) yang berpendapat bahwasanya semakin banyak kita mengkonsumsi barang maka kepuasan akan semakin bertambah. Teori tersebut berpendapat bahwasanya kepuasan materi berupa kepuasan fisik ataupun materi saja. Selain itu terdapat teori yang diajukan oleh Jhon Maynard Keynes yang berpendapat bahwa ada batas minimal yang tidak tergantung tingkat pendapatan yang artinya bahwa tingkat konsumsi tersebut harus dipenuhi walaupun tingkat pendapatan sama dengan nol, yang mana meskipun tidak ada pendapatan tetapi tingkat konsumsi harus dipenuhi.
Of the two theories above we can conclude that satisfaction is only seen in the form of matter that appears perceived, regardless of the non-material aspects. So that consumption behavior is born of the theory is only concerned with the material made public and ignore other aspects, namely non-material aspects of nature that are inherent in human beings. People who are only concerned with this matter would be materialism because only matter to be a benchmark in consumption.
Communities that have materialism will regard everything is based on the material to the exclusion of everything that overcome natural senses. So that makes the matter as the basic needs in life. The material becomes obligatory as a means of consumer consumption in the hold of life. Thus people with materialism will not dwell on things that are non-material. Understand that is the basic ideology of consumption in the view of the west.
Indirectly, this ideology gives a new meaning of life through material consumption, so that happiness, pleasure, etc. only measured by material computation. In fact, this ideology has permeated kesegala aspects of society and has corrosive properties. One of them social, society as active consumers assume that the material be a benchmark the degree of a person. So that more and more people consider bahwasannya generated material, the higher the degree obtained. Understand this be understood matrealisme thinking principle, that of a man who considers the pleasure and enjoyment of the material as a primary goal in life.
The people who have understanding will continue to compete in the satisfaction of desires as needs in the fun and enjoyment. This is what causes the gap between rich and poor. Indirectly, this also becomes a major role in social inequality, thus causing uneven progress will not be felt by all walks of life or even selfishness will appear in each individual respectively. Thus, materialism can not be an indicator of satisfaction, happiness, and success for humans, it is contrary to the concept of consumption that is taught in Islam. so that Islam rejects the very ideologies.

Results (English) 2:

In the modern era there have been many aspects of life influenced by Western view. One is the theory of consumption. People as consumers assume that their needs and desires are two things that cannot be separated. Someone who needs something will consider some wishes in fulfilling those needs. While the desire of one is very related to one's satisfaction. It is the basis of current consumption theory.
Initially, consumption was only interpreted as spending on goods and services performed by a person or group for the purpose of fulfilling the needs of a person or group making the spend. But with the development of the era, also developed community thinking. Seeing the fact that is happening now, society is becoming more consumptive. The consumption that was originally based on the need to develop into a new or fashion, as the fulfillment of the satisfaction of the desire is even a culture, and satisfaction of the material.
As in the theory of utility (theory of value) which argues that the more we consume the goods, the satisfaction will increase. The theory argues that the satisfaction of the material is physical or material satisfaction. In addition there is a theory proposed by Jhon Maynard Keynes which suggests that there is a minimum limit that does not depend on the income level which means that the level of consumption must be met even if the income level equals zero, which Although there is no income but consumption levels must be met.
From the two theories above we can conclude that the satisfaction is only seen in the form of material that appears to be felt, without looking at the non-material aspect. So that consumption behaviour that is born from the theory makes society only matter the material and ignore other aspects of non-material aspects that are traditionally inherent in humans. People who are only concerned about this material will be materialism because only the material is the benchmark in its consumption.
People who have an understanding of materialism will be able to view everything based on the material in order to rule out everything that transcend the senses. Thus making the material as the basis of necessity in life. The material is mandatory as a consumer consumptive means of living. Thus, people with materialism will not think about things that are non-material. This understanding is the basic ideology of consumption according to Western view.
Indirectly, the ideology gives new meaning of life through consuming materials, so that happiness, pleasure, etc. Only measured based on material calculations. In fact, the ideology has penetrated all aspects of people's lives and has corrosive properties. The only social aspect, the community as an active consumer, considers that matter to be a benchmark in one's degree. So that the community considers that the more material is produced, the higher the degree gained. This understanding became the principle of the thinking of Matrealism, which is the view of one who considers the pleasure and enjoyment of the material as the primary goal in life.
The people who have the understanding will continue to compete in fulfilling the satisfaction of the desire as a necessity in pleasure and enjoyment. This is what caused the gap between rich and poor society. Indirectly, this is also the main role in social inequality, thus leading to progress will not be evenly perceived by all circles or even selfishness will appear in each individual. Thus, materialism will not be an indicator of satisfaction, happiness, and success for humans, this is very contrary to the concept of consumption taught in Islam. Islam refused to be very understanding.