Pada tahun 1909, arsitek FJA Cousin

Pada tahun 1909, arsitek FJA Cousin memperluas bangunan lama Stasiun Bandung, salah satunya ditandai dengan hiasan kaca patri pada peron bagian selatan yang bergaya Art Deco. Tahun 1918, stasiun ini menghubungkan Bandung-Rancaekek-Jatinangor-Tanjungsari-Citali, kemudian setahun kemudian dibangun lintas Bandung-Citeureup-Majalaya dan pada jalur yang sama dibangun jalur Citeureup-Banjaran-Pengalengan (1921). Untuk jalur ke perkebunan teh, pada tahun 1918, dibangun jalur Bandung ke Kopo dan kemudian ke Ciwidey (Maret 1921).

Results (English) 1:

In 1909, the building's architect Cousin FJA expand old Bandung Station, one of them marked with ornate stained glass on the platform that the southern part of Art Deco. In 1918, this station connects Bandung-Rancaekek-Jatinangor-Tanjungsari-Citali, then a year later built cross-Bandung-Citeureup-Majalaya and on the same line built line Citeureup-Banjaran-Canning (1921). For the path to the tea plantation, built in 1918, the Bandung line to Kopo and then to Ciwidey (March 1921).

Results (English) 2:

In 1909, architect FJA Cousin expand old buildings Bandung Station, one of which is marked with ornate stained glass on the south platform-style Art Deco. In 1918, this station connects Bandung-Rancaekek-Jatinangor-Tanjungsari-Citali, then a year later built Bandung cross-Coventry-Majalaya and on the same track built track-Banjaran Coventry-Canning (1921). For the path to the tea plantations, in 1918, built the Bandung to Kopo and then to Ciwidey (March 1921).