Jangankan Gubernur, Jadi Presiden pun Ahok SiapJakarta, Jia Xiang - Ba translation - Jangankan Gubernur, Jadi Presiden pun Ahok SiapJakarta, Jia Xiang - Ba English how to say

Jangankan Gubernur, Jadi Presiden p



Jangankan Gubernur, Jadi Presiden pun Ahok Siap

Jakarta, Jia Xiang - Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok secara tegas menyatakan jangankan menjadi Gubernur DKI Jakarta, menjadi Presiden Indonesia pun dirinya sudah sangat siap.
Penegasan politisi Partai Gerindra yang kini menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta itu dilontarkannya di hadapan sejumlah wartawan sambil berjalan menuruni tangga di gedung Balaikota Jakarta, Kamis (16/1/14).


Tak perlu terheran-heran dengan ucapan Ahok, sebab belakangan dia sering dikait-kaitkan dengan kursi Gubernur DKI Jakarta, yang masih menjadi milik Joko Widodo (Jokowi). Bahkan beberapa bulan terakhir, Ahok digadang-gadang sebagai sosok yang cocok menjadi presiden pasca kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono.


Tahun 2014 adalah tahun politik. Hasil Pemilu Legislatif dan Presiden tidak saja akan mengubah wajah politik nasional, tapi juga bagi DKI Jakarta. Lantas bagaimana dengan pemerintahan di ibukota? Ahok berulang kali menyatakan sangat siap menjadi gubernur menggantikan Jokowi yang akan melenggang ke kursi presiden.


Meski berada di bawah bayang-bayang Jokowi, nama Ahok muncul di hasil survei atau riset opinion leader yang dilakukan Laboratorium Forensik Universitas Indonesia (UI). Dalam riset ini, nama mantan Bupati Belitung Timur ini di posisi kedua dalam dimensi penampilan, dan urutan ketiga dalam dimensi kemampuan politiknya.


Pengamat politik Yunarto Wijaya menilai ada beberapa hal yang lebih menonjol dari Ahok dibandingkan dengan Jokowi. Salah satunya menyangkut persoalan teknis dalam kerjanya sebagai wakil gubernur DKI.
Sering kali Ahok berbicara dengan bahasa tegas. Di sini yang menarik adalah mungkin orang akan mengatakan Ahok cenderung emosional, dalam konteks menghadapi persoalan, namun emosi seorang Ahok-lah yang banyak mempengaruhi kemampuannya menyelesaikan masalah. Sikap tegas memang sangat dibutuhkan untuk memimpin Jakarta.


Sikap tegasnya menjadi alasan utama Megawati Soekarnoputri memilih menduetkan Ahok dengan Jokowi. Awal Oktober 2013 lalu, Megawati membagi kisah dan alasannya menduetkan Jokowi-Ahok di Pilkada DKI Jakarta. Setelah pilihan jatuh ke Jokowi sebagai kandidat gubernur, Megawati dan PDIP membutuhkan sosok tegas dan blak-blakan untuk menjadi calon wakil gubernur.


"Saya mikir orang Solo kan halus dan marahnya dipendam, mesti dicari orang yang rada preman," ujar Megawati. Saat nama Ahok yang berasal dari Bangka Belitung itu diajukan, Tjahjo Kumolo, Sekjen DPP PDI-P, sempat mempertanyakan pilihan itu. "Kok Ibu jauh banget ngambilnya?” Megawati dengan santai menjawab “Ya namanya Indonesia boleh dong".


Setahun mendampingi Jokowi, Ahok benar-benar mampu sebagai pemimpin yang tegas.
Tak heran pula jika sejumlah pengurus DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berhasrat mengusung Ahok sebagai calon presiden. Wakil Ketua DPW PKB Jakarta, Eddy Setiawan bersama beberapa pengurus lainnya pernah mengusulkan nama Ahok kepada DPP PKB. Sayangnya, PKB justru tertarik menjagokan artis dangdut Rhoma Irama.

Mudah Jadi Presiden
Di berbagai kesempatan, Ahok sering membicarakan perihal keinginannya menjadi presiden. Bahkan menurut Ahok, untuk menyelesaikan beragam persoalan di DKI Jakarta, lebih gampang jika dia menjadi seorang presiden.
Rumitnya penyelesaian permasalahan ibukota ternyata telah diselami Ahok selama setahun mendampingi Jokowi. Tak sedikit kebijakan yang diambil berbuntut polemik dengan pihak-pihak tertentu, baik aparat, birokrat hingga kalangan pengusaha dan konglomerat.


Menurut Ahok, menjadi seorang gubernur saja tidak cukup menyelesaikan berbagai permasalahan multikompleks di ibukota ini, mulai dari persoalan kependudukan, banjir, transportasi dan kemacetan lalulintas, hingga perkara-perkara lainnya. Namun Ahok tetap optimistis bersama Jokowi mampu mengurai satu persatu masalah dan membawa Jakarta lebih baik.


“Dalam banyak hal dan urusan, lebih mudah jadi presiden daripada jadi gubernur DKI Jakarta. Reformasi birokrasi yang sesungguhnya baru bisa dilaksanakan bila seseorang telah menjadi presiden," kata Ahok.


Meski masih berandai-andai jadi presiden, Ahok akan memerintahkan Dirjen Pajak untuk mengusut tuntas pajak para pengusaha yang telah mengalihkan ruang terbuka hijau (RTH) menjadi bangunan komersial. Selain itu, Ahok akan memerintahkan menteri dalam negeri agar lebih ketat mengontrol Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) seluruh provinsi di Indonesia.


“Intinya jauh lebih gampang memimpin, menentukan kebijakan dan melaksanakan semua aspirasi rakyat jika menjadi presiden. Persoalannya yang bersangkutan mau atau tidak,” ujarnya.
Jika Jokowi benar melenggang jadi presiden, Ahok pun mengaku akan sangat mudah mengurusi Jakarta. Sebab ke depan, beragam kebijakan yang pro rakyat yang dilaksanakan Ahok sebagai gubernur DKI bakal didukung penuh pemerintah pusat dan presiden.


“Kalau saya jadi gubernur, yang dilakukan adalah menyelesaikan semua program yang sudah ditetapkan bersama dengan pak Jokowi. Ini akan lebih mudah dan cepat merealisasikannya,” tegas Ahok.


Andaikan akhir tahun ini Ahok menggantikan Jokowi, ia sangat berharap kursi wakil gubernur yang ditinggalkannya diisi oleh kader PDI-P yang juga mantan Walikota Surabaya, Bambang Dwi Hartono.
“Kalau nanti Jokowi jadi presiden, saya maunya didampingi sama Bambang. Ia memiliki kinerja yang bagus dan cocok untuk menjadi wagub Jakarta. Namun, jika PDI-P akhirnya memilih Tri Rismaharini yang sekarang menjabat walikota Surabaya, tak masalah buat saya,” kata Ahok sembari tersenyum.


Berdasarkan pada dinamika politik selama tiga bulan terakhir, Ahok sudah sangat mesra dengan PDI-P. Ketua Umum PDI-P Megawati belakangan sudah sering menggelar pertemuan dengan Ahok.

Meski dibantah oleh banyak tokoh PDI-P, namun kemesraan Ahok dengan partai itu menjadi bagian dari proses memuluskan kesiapannya menggantikan Jokowi di kursi gubernur Jakarta. Namun bergantung pada PDI-P, mencalonkan Jokowi sebagai presiden atau tidak.[For/U1]

0/5000
From: -
To: -
Results (English) 1: [Copy]
Copied!


Never mind the Governor, so any President Ahok Ready

Jakarta, Jia Xiang-Basuki Tjahaja full moon aka Ahok expressly never became the Governor of DKI Jakarta, Indonesia had become President himself has been very prepared.
Generra party politicians that assertion is now Deputy Governor of Jakarta's dilontarkannya in the presence of a number of journalists while walking down the stairs in the building of City Hall, Jakarta, Thursday (16/1/2)


not necessarily surprised by the remark, because later he Ahok often type associated with the Governor of DKI Jakarta, which still belongs to Joko Widodo (Jokowi). Even the last few months, Ahok digadang-gadang as someone who fits into a post-war President Susilo Bambang Yudhoyono leadership.


2014 is the year in politics. Results of the legislative elections and the President is not only going to change the face of national politics, but also for DKI Jakarta. Then how about the Government in the capital? Ahok repeatedly stated very ready to be Governor, replacing Jokowi who will pitch to the President's Chair.


even though it was under the shadow of a Jokowi, the name Ahok appears in the results of the survey or research opinion leaders conducted Forensic Laboratory of the University of Indonesia (UI). In this research, the name of former East Belitung Regency is in second place in a performance dimension, and third place in his political ability dimension.


Yunarto Wijaya political Observers rate there are a few things that are more prominent than Ahok compared to Jokowi. One of them concerns the technical issue in his work as Deputy Governor of Jawa.
Ahok often speak with tongues firmly. Here it is interesting perhaps would say Ahok tend to be emotional, in the context of dealing with the issue, but the emotion a lot paving Ahok affects its ability to resolve the issue. Resolute attitude is indeed urgently needed to lead Jakarta.


Attitude is explicitly being the main reason Megawati Sukarnoputri chose Ahok menduetkan with Jokowi. Early October 2013 then, Megawati divides the story and the reason Jokowi-menduetkan Ahok in replicating the DKI Jakarta. After the choice falls to the Jokowi as a gubernatorial candidate, Megawati and PDI-P requires a resolute and outspoken to become Deputy Governor candidates.


"I Solo the thinkers right smooth and furious landfilled, must look for the rada thugs," said Megawati. While the name Ahok originating from Bangka Belitung Tjahjo Kumolo, were presented, Secretary-General of DPP PDI-P, had questioned that choice. "So far Mother Kok ngambilnya?" Megawati casually answered "Yes the name Indonesia dong."


Jokowi Ahok, accompanying a year really afford an assertive leader.
no wonder also if some sysop DPW National Awakening Party (PKB) have emphasised Ahok as a presidential candidate. Vice Chairman Of The PKB Jakarta, DPW Eddy Setiawan along with some other officers had proposed the name Ahok to DPP PKB. Unfortunately, the PKB thus interested Rhoma Irama-dangdut artist spawned.

Easily So President
at various occasions, often discussing his subject Ahok became President. Ahok, even according to diverse issues to resolve in DKI Jakarta, more easily if he becomes a President.
The complexity of solving the problems of the capital turned out to have stood for a year are Ahok Jokowi. Not a few policies taken berbuntut polemic with certain parties, both apparatus, bureaucrats and among businessmen and tycoons.
According to

Ahok, becoming a Governor alone is not enough to solve the various problems of the multikompleks in the capital, starting from the residency issue, flood, traffic congestion and transportation, to other matters. But still optimistic with Ahok Jokowi able to unravel the problems one by one and bring Jakarta better.


"in many ways an easier affair, and so the President than so the Governor of DKI Jakarta. The real new bureaucracy reforms can be carried out when someone has become President, "said Ahok

.
even though it still suppose so President, Director-General of Taxes shall order Ahok for tax it thoroughly prosecute the entrepreneur that has turned green open spaces (TELEGINEN) into a commercial building. In addition, Ahok shall order the Secretary of the Interior to be more strictly control Revenue Budget Shopping area (BUDGETS) throughout the province in Indonesia

.
"the bottom line is much more easy to lead, define policies and carry out all the people's aspirations should be the President. The issue in question wants or not, "he said.
If Jokowi true pitch so the President, Ahok ever claim to be very easy to maintain. For the future, a variety of policies that the people who carried out pro Ahok as Governor would fully supported the Central Government and President.


"if I were the Governor, who is completing all the programs that have been established along with a pack of Jokowi. This will make it possible easier and quicker, "stated Ahok

.
Assume later this year to replace Jokowi Ahok, he is hoping that the abandonment of Deputy Governor seats filled by cadres of PDI-P, also former Mayor of Surabaya, Bambang Dwi Hartono.
"then later on Jokowi so the President, I want the same accompanied Bambang. He had a great performance and fit to be wagub Jakarta. However, If the PDI-P ultimately chose Tri Rismaharini which now serves Surabaya Mayor, no problem for me, "said a smiling while Ahok

.
based on dynamics of politics for the last three months have been extremely cordial Ahok, with PDI-P. General Chairman of the PDI-P's Megawati later was often held meetings with Ahok

. Although contradicted by many of PDI-P, However the party Ahok kemesraan became part of the process, started its readiness to replace Jokowi in the Chair of Governors of Jakarta. However depending on the PDI-P, nominate Jokowi as President or not.[For/U1]

Being translated, please wait..
 
Other languages
The translation tool support: Afrikaans, Albanian, Amharic, Arabic, Armenian, Azerbaijani, Basque, Belarusian, Bengali, Bosnian, Bulgarian, Catalan, Cebuano, Chichewa, Chinese, Chinese Traditional, Corsican, Croatian, Czech, Danish, Detect language, Dutch, English, Esperanto, Estonian, Filipino, Finnish, French, Frisian, Galician, Georgian, German, Greek, Gujarati, Haitian Creole, Hausa, Hawaiian, Hebrew, Hindi, Hmong, Hungarian, Icelandic, Igbo, Indonesian, Irish, Italian, Japanese, Javanese, Kannada, Kazakh, Khmer, Kinyarwanda, Klingon, Korean, Kurdish (Kurmanji), Kyrgyz, Lao, Latin, Latvian, Lithuanian, Luxembourgish, Macedonian, Malagasy, Malay, Malayalam, Maltese, Maori, Marathi, Mongolian, Myanmar (Burmese), Nepali, Norwegian, Odia (Oriya), Pashto, Persian, Polish, Portuguese, Punjabi, Romanian, Russian, Samoan, Scots Gaelic, Serbian, Sesotho, Shona, Sindhi, Sinhala, Slovak, Slovenian, Somali, Spanish, Sundanese, Swahili, Swedish, Tajik, Tamil, Tatar, Telugu, Thai, Turkish, Turkmen, Ukrainian, Urdu, Uyghur, Uzbek, Vietnamese, Welsh, Xhosa, Yiddish, Yoruba, Zulu, Language translation.

Copyright ©2025 I Love Translation. All reserved.

E-mail: