Berikut adalah perbandingan Kurikulum 2013 dengan KTSP. Muatan kurikulum meliputi sejumlah mata pelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan. Dalam Kurikulum (KTSP), materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian dari muatan kurikulum. Sedangkan pada Kurikulum 2013, ada perubahan mendasar dibandingkan dengan kurikulum sekarang, yaitu antara lain :
1. Untuk SD, dalam kurikulum 2013 jumlah mata pelajaran yang diajarkan hanya berjumlah 6 mata pelajaran, hal ini berbeda dengan KTSP yang membebani anak dengan lebih banyak mata pelajaran. Selain itu dengan pengintegrasian beberapa mata pelajaran dalam kurikulum 2013 dapat mengatasi adanya keluhan banyaknya buku yang harus dibawa oleh anak sekolah dasar sesuai dengan banyaknya mata pelajaran.
2. Meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil dari 10 dapat dikurangi menjadi 6 melalui pengintegrasian beberapa mata pelajaran
a. IPA menjadi materi pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia , Matematika, dll.
b. IPS menjadi materi pembahasan pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, dll.
c. Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
d. Mata pelajaran Pengembangan Diri diintegrasikan ke semua mata pelajaran.
3. Pada jenjang SD, kurikulum 2013 menambahkan 4 jam pelajaran per minggu karena adanya perubahan proses pembelajaran dan penilaian. Tetapi hal tersebut memungkinkan peserta didik merasa jenuh dan kehilangan konsentrasi bila terlalu lama belajar apalagi jika proses pembelajaran berpusat pada guru (Teacher Centered).
4. Menempatkan IPS pada posisi sewajarnya bagi anak SD yaitu bukan sebagai disiplin ilmu melainkan sebagai sumber kompetensi untuk membentuk sikap ilmuwan dan kepedulian dalam berinteraksi sosial dan dengan alam secara bertanggung jawab.
5. Karena diintegrasikan dengan berbagai mata pelajaran, maka ips akan lebih sering diajarkan disetiap mata pelajaran sehingga nilai nilai yang terkandung dalam mata pelajaran IPS lebih mudah dipahami peserta didik dengan harapan peserta didik dapat menerapakan nya dalam kehidupan sehari hari. Akan tetapi, materi-materi ips akan susah untuk dijelaskan kepada peserta didik karena tidak semua materinya bisa diintegrasikan dengan mata pelajaran
6. Peserta didik akan sulit mengerti atau kebingungan akan mata pelajaran yang diintegrasikan. Dan tidak semua guru mampu untuk melakukan cara belajar ini. Hambatan-hambatan tersebut bisa menyebabkan tidak sampainya pesan mata pelajaran ips yang menumbuhkan pengembangan moral peserta didik, seperti adanya rasa percaya diri, tenggang rasa dan jiwa sosial lainnya.
Sejak diterapkannya kurikulum KTSP hingga kurikulum 2013, terdapat perubahan yang signifikan pada pembelajaran di tingkat sekolah dasar, yakni munculnya pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. SD Islam Sabilillah Malang adalah salah satu contoh sekolah yang telah menerapkan kurikulum KTSP maupun kurikulum 2013. Dengan adanya pembelajaran tematik yang terdapat dalam kedua kerikulum tersebut, maka para siswa pada tingkat kelas rendah diajar oleh guru kelas, bukan guru bidang studi.