Berkarier bagi muslimah boleh-boleh

Berkarier bagi muslimah boleh-boleh saja asalkan tidak keluar dari koridor Syariat Islam seperti tersurat dan tersirat dalam kisah nabi Musa dan kedua putri Nabi Syuaib. Bahkan istri para nabi seperti Khadijah dan Aisyah dengan memperhatikan :
Pertama, memenuhi tata cara pergaulan yang Islami, yaitu menghindari hal-hal yang bersifat jahiliyyah seperti bercampur-baur dengan laki-laki asing (ikhtilath), pamer aurat (tabarruj), melembutkan suara dengan maksud memikat hati laki-laki, dan berdua-duaan (khalwat) dengan non-muhrim yang bisa menimbulkan fitnah.
Kedua, mendapat izin orang tua (kalau belum menikah) atau suami, serta menjaga pandangannya (ghadhdh al-bashar) dan dengan alasan yang tidak bertentangan dengan syariat islam.
Ketiga, tetap tanggung jawab utama adalah kepada keluarga dan rumah karena bagaimanapun seorang ibu/wanita merupakan madrasatul ula bagi anaknya.

Results (English) 2:

Career for Muslim women is fine as long as it is not out of the corridor Islamic Shari'a as explicit and implicit in the story of Moses and the two daughters of the Prophet Shu'aib. Even the wives of the prophet like Khadija and Aisha to pay attention:
First, meet the ordinances association Islami, which is to avoid things that are jahiliyyah like intermingled with foreign men (ikhtilath), show off aurat (tabarruj), soften the sound with intent to captivate men, and alone together (seclusion) with a non-mahram who can cause a scandal.
Second, obtain parental consent (if unmarried) or husband, as well as keeping his eyes (ghadhdh al-bashar) and the grounds were not in conflict with Islamic Shari'a.
Third, keep the main responsibility is to the family and home because after a mother / woman is Madrasatul ula for her son.